Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

5 Derbi Manchester Selalu Sampaikan Pesan

By Sabtu, 24 Oktober 2015 | 08:00 WIB
Mario Balotelli, menyemarakkan derbi Manchester lewat pesan di kaus dalamnya. (Getty Images/Ilustrasi)

Lima derbi Manchester terakhir di Old Trafford tak sekadar menjadi pertandingan dua tim sekota. Selalu ada pesan yang disampaikan pada pengujung laga.

Laga terkini berlangsung pada 12 April silam ketika United memenanginya dengan skor 4-2. Publik ketika itu lebih banyak menyoroti perubahan di lini tengah Setan Merah sebagai alasan di balik kemenangan tersebut.

Pelatih Louis van Gaal ketika itu menurunkan tiga gelandang dalam skema 4-3-3. Marouane Fellaini ditempatkan di sisi kiri trio lini tengah. Si kribo itulah yang membuat sektor kiri United menjadi begitu perkasa dalam laga tersebut. Tiga dari empat gol United ketika itu memang berasal dari sektor yang dikawal Fellaini, Daley Blind, serta Ashley Young.

Namun, bukan soal kekuatan sisi kiri itu yang paling menarik. Itulah kemenangan pertama United dalam liga partai derbi menghadapi City. Lewat kemenangannya itu, United seperti hendak mengumandangkan bahwa mereka telah bangkit dari keterpurukan musim sebelumnya ketika ditukangi oleh David Moyes.

Saat dibesut pelatih yang namanya disebut terakhir, United menelan kekalahan 0-3 di Old Trafford pada 25 Maret 2014. Kehancuran tuan rumah ketika itu dimulai sejak dini, tepatnya ketika Edin Dzeko mencetak gol pada detik ke-43.

Itulah gol tercepat yang pernah diterima United sepanjang sejarah Premier League.

Gone in 43 Dzekonds, begitu sindiran yang dialamatkan kepada Setan Merah ketika itu. Gol cepat Dzeko plus pelanggaran bertubi-tubi yang dilakukan pemainnya mencerminkan rasa frustrasi United pada era Moyes.

Balo dan Rooney

City juga menyampaikan pesannya sendiri dalam dua laga sebelum itu di Old Trafford. The Citizens sukses meraih tripoin dalam duel yang berlangsung pada 8 April 2013.

Namun, tim yang ketika itu menjalani musim perdana kepelatihan Manuel Pellegrini tak kuasa menghentikan United dari gelar juara. Tripoin tersebut memantapkan posisi City di peringkat dua klasemen, tetapi dengan selisih 12 poin dari United.

Jarak poin itu hanya berkurang satu pada akhir musim. Kendati demikian, City mengirim pesan bahwa kemenangan mereka merupakan pertanda kesiapan bersaing pada musim berikutnya dan memang hal itu yang terjadi.

Kemenangan City pada 23 Oktober 2011 punya makna berbeda. Skor telak 6-1 menegaskan bahwa Manchester Biru bukan lagi sekadar tetangga yang gaduh seperti olok-olok Alex Ferguson sebelumnya. Duel itu juga ditandai kaus bertuliskan "why always me (mengapa selalu saya)" milik Mario Balotelli, si pencetak dua gol.

Lain lagi dengan duel pada 22 Februari pada tahun yang sama saat United menang 2-1. Pahlawan kemenangan Setan Merah ketika itu ialah Wayne Rooney, yang mencetak gol kedua tuan rumah lewat tendangan salto.

Rooney ketika itu tengah mengalami masa sulit. Sempat menjadi musuh suporter karena dianggap sudah tak setia lantaran berniat hengkang, ketajaman Rooney melorot hingga cuma mencetak 16 gol sepanjang musim.

Gol tendangan salto itu tak cuma mendamaikan Rooney dengan fan United, tapi mengingatkan publik bahwa ia masih merupakan penyerang Inggris paling trengginas pada eranya.

Bagaimana akhir pekan nanti? Siapa yang akan menyampaikan pesan khusus?

Penulis: Andrew Sihombing

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P