Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
PT Liga Indonesia sebagai operator kompetisi resmi PSSI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Hotel Park Lane, Jakarta, Sabtu (24/10).
Secara umum, RUPSLB ini digelar menyusul batalnya rencana PT LI menggulirkan Liga Super Indonesia 2015/16 pada Oktober 2015. PT LI dan klub-klub sebenarnya sudah pernah menggelar RUPSLB di Hotel Borobudur pada 13 Mei silam lantaran batalnya LSI 2015.
Pada RUPSLB akhir pekan ini, PT LI akan melaporkan kepada pemegang saham yang tak lain adalah 18 klub peserta LSI 2015 terkait kegagalan menggulirkan LSI, Divisi Utama, dan LSI U-21 musim ini.
“Kami akan melaporkan aktivitas selama ini dan laporan keuangan dari RUPSLB sebelumnya hingga sekarang. Forum itu juga akan menentukan apa program lanjutan yang akan dilakukan PT LI ke depan,” kata Tigorshalom Boboy, Sekretaris PT LI.
Menurut Tigor, PT LI tidak bisa memastikan kapan LSI, Divisi Utama, LSI U-21 bisa bergulir lagi.
“Pemegang saham yang seharusnya berdiskusi untuk menentukan kebijakan strategis apa yang dibuat saat ini hingga RUPS tahunan pada Januari 2016,” ucap Tigor melanjutkan.
Menyadari pentingnya forum tersebut, klub menaruh harapan besar agar RUPSLB bisa menelurkan solusi. Manajer Perseru Serui, Yan Pieter Ayorbaba, ingin pertemuan nanti menghasilkan langkah strategis menyangkut nasib klub-klub profesional, baik itu LSI maupun Divisi Utama beserta para pemainnya.
“Kami tetap loyal kepada PSSI dan PT LI sebagai operator yang ditunjuk untuk menggelar kompetisi profesional. Maka, kami sangat berharap lembaga-lembaga ini segera menggelar kompetisi agar klub dan pemain bisa beraktivitas lagi,” ucap Yan Pieter.
Pemilik klub Persebaya United alias Bonek FC, Gede Widiade, pun berharap hal yang sama.
“Salah satu produk terbesar yang dijual PT LI adalah kompetisi. Kalau kompetisi tidak jalan, tentu perseroan ini tidak akan sehat,” tutur Gede.
Klub-klub selaku pemegang saham juga bakal kesulitan jika roda perseroan macet. Sebagai pemegang saham PT LI, klub juga harus menanggung kerugian itu.
Pasalnya Gede menuturkan bahwa hal itu terjadi karena di tengah himpitan ekonomi yang dialami klub-klub saat ini, mereka sudah habis-habisan membiayai klub agar tetap eksis.
“Kalau kami sederhana saja berpikirnya. Kami berharap kompetisi berjalan di bawah operator PT LI. Soal bagaimana caranya, itu yang akan kami bahas nanti di forum RUPSLB,” kata pengusaha asal Bali itu.
Manajer Persib, Umuh Muchtar, yang juga merupakan komisaris PT Liga Indonesia dari perwakilan peserta LSI, tak mau ketinggalan menyumbangkan ide.
Umuh lebih memilih hadir dalam forum tersebut ketimbang mendampingi Persib menjamu Malaysia All Stars dalam laga eksibisi di Stadion Si Jalak Harupat, Kab. Bandung, pada hari yang sama.
“RUPS luar biasa ini sangat penting karena kami akan membicarakan kelanjutan kompetisi yang saat ini masih vakum,” kata Umuh.
Menjelang pertemuan tersebut, Umuh mengaku sudah berkoordinasi dengan klub-klub pemegang saham lainnya untuk menyamakan persepsi terkait masa depan kompetisi.
“Yang jelas kami akan secepatnya mengambil jalan terbaik agar kompetisi kembali bergulir,” tuturnya.
Penulis: Kukuh W./Gatot S./Fahrizal A./Budi K.