Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Arti Penting Kesuksesan Piala Presiden 2015

By Weshley Hutagalung - Kamis, 22 Oktober 2015 | 12:50 WIB
Bobotoh Persib memberikan sambutan luar biasa pada Maung Bandung.

Pertandingan final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang menampilkan Persib Bandung vs Sriwijaya FC dinilai menjadi puncak laga yang penuh risiko namun mengandung arti yang penting.

Pendukung Persib, bobotoh, dianggap sebagai “musuh” bagi suporter Jakarta, Jakmania. Partai ini nyaris saja dipindah ke Bali jika tidak ada dukungan penuh dari pihak keamanan untuk menyukseskan pertandingan tersebut.

Khakawatiran sempat muncul dari Mahaka Sports tentang laga final ini. “Di final, kami sudah siapkan alternatif bermain di Pulau Bali, tapi kami maunya sejak awal bermain di SUGBK, Senayan, meski ada pandangan negatif karena pasti ada keributan,” kata Hasani.
Namun lewat pendekatan khusus, juga keberadaan Maruarar Sirait, politisi PDIP yang menjadi steering committee turnamen ini, membuat keinginan Mahaka menggelar final di SUGBK, di dengar oleh pihak keamanan. 
“Dari situ kami akhirnya mendapatkan dukungan penuh semua pihak, terutama pihak keamanan yang secara total membantu pengamanan final. Kalau sampai negara kalah, tentu tidak baik. Maka suporter sepak bola harus diperlakukan seperti itu, dengan pengaman ketat, dengan begitu berhasil dan akhirnya semua pihak nyaman,”kata Hasani.
Lagi pula partai final mengandung arti penting karena Presiden Joko Widodo, berkenan untuk hadir dan memberikan tropi Piala Presiden secara langsung. Momen setahun pemerintah Jokowi-JK juga menjadi salah satu alasan penting lainnya.

Kekhawatiran sempat muncul dari pihak Mahaka Sports terhadap laga final tersebut.

“Di final, kami sudah menyiapkan alternatif bermain di Pulau Bali. Tapi, sejak awal kami mau final digelar di Stadion Gelora Bung Karno, meski ada pandangan negatif karena kekhawwatiran ada keributan,” kata Hasani.

Lewat pendekatan khusus, juga keberadaan Maruarar Sirait, politisi PDIP yang menjadi steering committee turnamen ini, keinginan kubu Mahaka menggelar final di GBK di direstui oleh pihak keamanan. 

“Kami akhirnya mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak, terutama pihak keamanan yang secara total membantu pengamanan final. Kalau sampai negara kalah, tentu tidak baik. Suporter sepak bola harus diperlakukan dengan pengamanan ketat agar berhasil dan akhirnya semua pihak nyaman,” kata Hasani.

Apalagi partai final mengandung arti penting karena Presiden Joko Widodo berkenan untuk hadir dan memberikan trofi kejuaraan secara langsung. Momen setahun pemerintah Jokowi-JK juga menjadi salah satu alasan penting lain.