Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Jose Mourinho bukan pelatih yang mudah dibuat terkesima. Walau sempat memesona publik Premier League dalam beberapa penampilannya, Ruben Loftus-Cheek (19) mendapat "semprotan" dari Mou kala Chelsea menang 2-0 atas Villa, Sabtu (17/10/2015).
Padahal, pemain muda ini berupaya turun di luar posisinya. Produk akademi klub tersebut sejatinya adalah gelandang bertahan. Namun, Loftus-Cheek diturunkan di belakang Costa pada laga kontra Villa.
Sang pemain muda pun berusaha tampil seluwes mungkin. Ia bahkan beberapa kali menusuk barisan belakang Villa dengan mengontrol bola di kakinya. Sayang, kendati sempat hampir mencetak gol dari operan Pedro, beberapa kali bola-bola akhirnya mengecewakan.
Alhasil, Mou pun tak terkesima. Ia bahkan sempat bangkit dari tempat duduknya untuk mengomeli sang pemain muda. Alhasil, publik Stamford Bridge mungkin tak heran kala sang pelatih menggantinya untuk Nemanja Matic pada tengah babak.
"Ia brilian dengan bola dan tak terlihat seperti seorang remaja kala mengontrol si kulit bundar. Namun, kita tak bisa membandingkan pergerakan tanpa bolanya dengan para pemain lain," ujar Mourinho kepada Sky Sports. "Keputusan ini untuk mendatangkan stabilitas dan kontrol."
Mourinho tampak menginginkan kemampuan bertahan lebih dari lini depan. Keputusan menaruh Loftus-Cheek di posisi ini menyusul kebiasaannya memasang Willian dan Ramires sebagai defensive winger, pemain sayap yang menjadi lini pertama pertahanan.
Bahkan, alasan inilah yang ia pakai kala mencadangkan Eden Hazard kontra Aston Villa. Menurutnya, pemain asal Belgia itu kurang berkontribusi dalam bertahan.