Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perjalanan Ihsan Maulana Mustofa di Taiwan Terbuka Grand Prix terhenti pada babak semifinal, Sabtu (17/10/2015). Pemain tunggal putra Indonesia tersebut kalah dari wakil tuan rumah, Wang Tzu Wei, 10-21, 21-8, 15-21.
"Saya merasa kurang fokus pada pertandingan ini. Permainan net saya kurang bagus, banyak ragu-ragu. Sedangkan Wang memang terkenal dengan permainan net yang rapi. Soal stamina, sebetulnya Wang sudah habis dan saya masih lebih kuat, tetapi saya merasa permainan saya kurang gereget," kata Ihsan.
Kekuatan Ihsan dan Wang sebetulnya memang cukup berimbang. Peringkat dunia mereka juga tidak berbeda jauh, Ihsan di urutan ke-43, sementara Wang ke-49.
Pada kedudukan 8-13 gim penentuan, Ihsan melayangkan protes atas keputusan hakim garis yang menyatakan kok pengembalian Wang di sudut belakang lapangan masuk, padahal menurutnya jatuh cukup jauh di luar garis.
"Saya kecewa sekali dengan keputusan hakim garis, sudah beberapa kali terjadi pada pertandingan ini. Namun, yang di gim ketiga paling parah. Sejak itu, saya merasa kesal dan kehilangan fokus," aku pemain 19 tahun tersebut.
Hal ini juga menjadi sorotan pelatih tunggal putra nasional, Marlev Mainaky, yang mendampingi Ihsan pada pertandingan di Taipei tersebut.
"Sebetulnya Ihsan banyak mendapat pelajaran dari pertandingan ini. Kalau dia bisa menjaga emosi saat gim ketiga, mungkin ada peluang ke final. Sebagai pemain muda, Ihsan masih belum bisa mengontrol emosi saat merasa dicurangi oleh hakim garis," kata Marlev.
Indonesia masih berpeluang meraih gelar dari nomor tunggal putra di Taiwan Terbuka. Simon Santoso dan Sony Dwi Kuncoro akan saling berhadapan pada babak semifinal yang memastikan satu tempat di final akan jadi milik Indonesia.
Ikuti perkembangan berita ini dalam liputan khusus: