Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Empat bocah lelaki bernama Antonio, Lorenzo, Roberto, dan Marco rutin bermain sepak bola bersama di sebuah lapangan kecil berdebu.
Kegiatan itu hampir rutin dilakukan pada jam tiga sore hari oleh keempat anak dari pasangan Carmine dan Patrizia Insigne tersebut. Tempat bermain Insigne bersaudara bukan benar-benar sebuah lapangan, melainkan lahan kosong di halaman dekat tempat tinggal mereka.
Patrizia membesarkan empat anak lelakinya di apartemen sederhana dengan luas ruangan hanya 60 meter persegi. Dari halaman kecil itulah jejak karier Lorenzo, sang putra tersukses dari klan Insigne, dimulai.
“Saya mengajari Lorenzo menendang bola. Saya mengalahkannya, lalu dia menangis. Saat itu, Lorenzo belum genap tujuh tahun dan dia tidak menerima kekalahan,” kata Antonio, sang putra tertua, kepada Corriere Del Mezzo Giorno.
Antonio lahir pada 1988, tiga tahun lebih tua dari Lorenzo (lahir 1991). Dua adik mereka, Roberto (1994) dan Marco (1995), hanya berjarak setahun. Keempat bersaudara itu tumbuh besar di Frattamaggiore, sebuah kawasan di penjuru area metropolitan Napoli.
Keluarga Insigne dibekali DNA sepak bola dari sang ayah, Carmine. Ia pernah menjadi striker tim junior Casertana asuhan Giuseppe Materazzi. Giuseppe tak lain adalah ayah dari bek legendaris Italia, Marco Materazzi.
“Lorenzo doyan makan. Mulutnya selalu penuh dengan makanan sambil memainkan bola di kaki,” kata Patrizia mengenang masa kecil Lorenzo.
Sebelum menjelma menjadi bintang kebanggaan di Napoli, Lorenzo Insigne memang terkenal memiliki bakat ajaib sejak kecil. Sepatu pertama Insigne ialah Nike R9 ala superstar Brasil kala itu, Ronaldo.
Sepatu tersebut dibeli melalui hasil jerih payahnya sendiri berjualan pakaian. Insigne harus mandiri sejak kecil karena penghasilan keluarganya pas-pasan.
Ia mengikuti turnamen pertama pada usia delapan tahun bersama sekolah sepak bola lokal di Grumo Nevano. Insigne sempat diledek karena posturnya yang kecil.
“Kepada Lorenzo, presiden klub itu bilang, ‘badanmu lebih kecil dari bola,” kata sahabat Insigne, Antonio D’Errico. Namun, setelah memberi kesempatan Insigne unjuk gigi selama lima menit saja, sang presiden langsung terpukau melihat sihir skill sang bocah.
“Dari mana kalian menemukan si cebol ini?” katanya kepada D’Errico cs.
Lorenzo Insigne (kanan) saat memperkuat timnas Italia U-20. Sejak dulu, posturnya memang mini. (Friedemann Vogel/Bongarts/Getty Images)