Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
sabu seakan menguak kembali kasus narkoba dan atlet. Tak hanya Sunaryo yang tersangkut narkoba pada akhir kariernya. Ada banyak atlet yang tersandung zat terlarang saat masa-masa kejayaan mereka.
Tahun 2000 tercatat tiga kasus narkoba terjadi di sepakbola. Kurniawan Dwi Yulianto dan Mursyid Effendi (Persebaya) terseret kasus narkoba di Hotel Weta, Surabaya. Begitu pula yang menimpa Kuncoro, yang saat itu membela klub PSM, Makassar.
Atlet sepakbola memang paling banyak terjerat narkoba. Tahun 2003, dua pemain PSS Sleman, Dedi Setyawan dan Dwi Prasetyo, tertangkap basah membawa narkoba di Hotel Nelayan, Tangerang. Dua pemain Mitra Kukar, Claudio Martinez asal Cili serta Emil Indra dibekuk aparat saat berpesta sabu-sabu di Tenggarong, Kaltim, 2005.
Kisah paling tragis atlet dan narkoba dialami peloncat indah Temmy Kusuma. Jebolan SMA Ragunan ini merupakan atlet loncat indah terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Menekuni dunia renang sejak usia 5 tahun, Temmy sudah mampu meraih emas Pekan Olahraga Nasional (PON) di usia 10 tahun pada PON 1986 di Jakarta.
Kariernya melonjak di era 1990. Peloncat Indah dengan spesialisasi papan 3 meter dan 1 meter ini beberapa kali mencatat kemenangan. Saat ikut SEA Games di Manila, Filipina (1991), Temmy meraih medali emas untuk papan 3 meter. Tahun 1993 ia mengulang sukses di kejuaraan dan lompatan yang sama di Singapura. Terakhir saat SEA Games di Chiang Mai, Thailand (1995), ia menyumbang emas untuk lompatan papan 1 meter. Pada PON 2000, Temmy hanya meraih medali perunggu.
Namun, itulah saat terakhir kejayaannya sebagai atlet loncat indah. Menikah muda dan kecanduan narkotika membuat dirinya keluar masuk pusat rehabilitasi ketergantungan narkoba. Tahun 2001, saat usianya masih sangat muda, 25 tahun, Temmy meninggal dunia karena kondisi kesehatannya yang terus memburuk.
Contoh-contoh tersebut mengungkap sisi kelam atlet di puncak kariernya. Selain Sunaryo, kita juga mengetahui bagaimana Jumantoro, mantan pejudo nasional yang menjabat Kapolsek Cisarua, Jabar, harus meringkuk di tahanan bulan Mei 2007. Pasalnya saat rumah Jumantoro digeledah, polisi mendapatkan barang bukti berupa sabu-sabu, ekstasi, dan heroin dalam jumlah yang cukup besar.
Mengapa para atlet dan mantan atlet itu jadi dekat dengan narkoba? Menurut kriminolog Universitas Indonesia, Irvan Olii, hal itu disebabkan banyak faktor. “Kita tidak bisa langsung menyimpulkan. Banyak hal yang harus diteliti sebelum mengetahui penyebabnya. Kondisi rumah tangga, selain pergaulan, juga harus turut dipertimbangkan untuk mengetahui penyebab seseorang terlibat narkoba,” ujarnya.
(Penulis: Dede Isharrudin/CW-7)