Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Persib Bandung berharap laga final turnamen Piala Presiden, Minggu (18/10) mendatang dapat digelar di tempat netral. Namun, bukan berarti stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, menjadi pilihan yang tepat.
Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman, mengaku pasukannya siap bermain di manapun selain GBK.
“Sebenarnya bagi kami tidak masalah digelar di GBK. tapi yang dikhawatirkan adalah kondisi bobotoh. Daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lebih baik di tempat lain tapi enak bagi kedua tim,” ujar Djanur.
Hubungan bobotoh (sebutan untuk pendukung Persib) dengan suporter penghuni Ibu Kota, The Jakmania, memang tidak harmonis. Pertemuan kedua klub tersebut kerap mengakibatkan kericuhan.
Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, meminta partai final tidak digelar di GBK. Sebab, ribuan bobotoh dipastikan akan datang mendukung Maung Bandung di laga puncak itu.
“Dari pengalaman sebelumnya, lebih baik jangan di GBK. Saya memilih di Bali saja. Itu saya pikir netral untuk partai final nanti,” ujar Umuh.
Menanggapi keputusan lokasi final, Steering Comittee Piala Presiden, Maruarar Sirait, akan segera melaporkan pada Presiden Joko Widodo. “Sebab untuk menggelar laga final persiapannya tidak mudah. Unsur keamanan harus diperhatikan,” katanya.
Maruarar bersyukur antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola tetap terjaga karena adanya Piala Presiden.
Hal itu tak lepas dari kondisi stadion yang tak pernah sepi pengunjung. Teranyar, Stadion Manahan, Solo, Minggu (11/10) yang menggelar semifinal leg kedua antara Sriwijaya dan Arema dipenuhi Aremania dan Singa Mania.
Meski begitu, Mahaka selaku promotor masih memiliki pekerjaan rumah ketika babak semifinal resmi selesai. Lokasi partai final masih belum diputuskan hingga Minggu (11/10).
“Untuk lokasi final tetap akan diumumkan pada Senin (12/10),” kata Hasani Abdul Gani, CEO Mahaka.
Menurutnya, keputusan pihak keamanan akan menjadi penentu. Tapi, ia tak menampik jika Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, berpeluang lebih besar menjadi lokasi final.
“Hal itu tergantung perbandingan yang kami jelaskan pada kepolisian,” tuturnya.
Penulis: Erwin Snaz/Kukuh Wahyudi/Persiana Galih
Ikuti Liputan Khusus Piala Presiden 2015 di sini