Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tak Ada Garansi Buat De Bruyne di Manchester City

By Sabtu, 3 Oktober 2015 | 09:00 WIB
Kevin De Bruyne, berharap posisinya di Manchester City terus aman. (Getty Images)

Gol Kevin De Bruyne ke gawang Tottenham Hotspur pada akhir pekan lalu tak mampu menolong Manchester City dari kekalahan telak 1-4.

Lebih pahit lagi, seusai kekalahan gelandang asal Belgia itu menerima pesan bahwa tak ada garansi bahwa dirinya akan terus berada di starting XI The Citizens.

Sejak mendarat di Manchester, De Bruyne memang terus menjadi pilihan utama di sayap kanan The Citizens, menggeser Jesus Navas dan Samir Nasri ke bangku cadangan. Namun, dengan kekalahan dari Tottenham, posisinya menjadi tidak aman.

Pasalnya, kekalahan dari Tottenham merupakan kekalahan ketiga The Citizens sepanjang September. Setelah kalah dari Juventus di Liga Champion, berlanjut ditelan West Ham di Premier League, dan kemudian kalah dari Tottenham.

Karena itu, peringatan bahwa tidak ada pemain yang posisinya aman di City pun terpasang. Kabarnya, peringatan tersebut lebih ditujukan kepada dua pemain baru, yaitu De Bruyne dan Raheem Sterling.

Pada pekan ini, Sabtu (3/10), The Citizens akan menjamu Newcastle United. Pada pertandingan tersebut, bukan tidak mungkin De Bruyne akan dipinggirkan. Namun, Manajer Manuel Pellegrini memilih menghindar menanggapi hal itu.

“Semuanya akan tergantung pada kondisi terakhir pemain dan pola yang akan diterapkan kepada lawan,” kata Pellegrini.

Kehadiran De Bruyne sebenarnya kian mewarnai tubuh The Citizens, termasuk pula semakin mengentalkan patron kecepatan yang kini diterapkan oleh Pellegrini.

Selain itu, kehadiran De Bruyne, yang pernah bergabung bersama Chelsea, juga seolah melengkapi potongan puzzle timnas Belgia di Premier League.

Kualitas

Harus diakui, Belgia memang telah menjadikan Premier League sebagai sekolah bagi para pemainnya. Bahkan terbilang lengkap, mulai dari kiper, bek, gelandang, sampai striker.

Simak saja materinya. Pada posisi kiper, Belgia menaruh kiper utama dan kiper kedua di Premier League, yaitu Thibaut Courtois (Chelsea) dan Simon Mignolet (Liverpool). Beranjak ke posisi bek, ada Vincent Kompany (Manchester City) serta Jan Vertonghen dan Toby Alderweireld (Tottenham).

Gelandang terdiri dari Eden Hazard (Chelsea), Marouane Fellaini (Manchester United), serta dua pemain Tottenham, yaitu Moussa Dembele dan Nacer Chadli.

Sementara itu, di sektor depan Belgia memiliki Kevin Mirallas dan Romelu Lukaku (Everton), serta Christian Benteke (Liverpool).

Kompany, yang dipercaya sebagai kapten The Citizens, mengatakan dengan materi yang tersedia sekarang, mereka seharusnya bisa melakukan apa saja.

Kompany jelas tidak asal ucap. Masing-masing individu yang bermain di Inggris semuanya memiliki tingkat kualitas menarik.

Kompany sendiri merupakan pilar City kala merebut gelar juara Premier League. Sedangkan Vertonghen sebelum ke Tottenham adalah kapten di klub besar Belanda, Ajax Amsterdam.
Duet Kompany-Vertongen telah menjadi impian banyak klub. Di sektor tengah, Hazard telah menjadi pilar Chelsea karena gaya bermainnya yang lebih berbau Latin ketimbang Eropa kebanyakan. Ada pula Fellaini, si kribo jangkung yang sangat andal dalam mengeksekusi bola atas.

Kehadiran De Bruyne di The Citizens akan menjadi daya tarik tersendiri saat terjadi derbi Manchester mengingat Fellaini bakal membela warna merah, sedangkan De Bruyne berwarna biru.

Begitu juga di sektor depan, di mana Lukaku dan Mirallas melawan Benteke. Ketiganya berada dalam pusaran derbi Merseyside.

Lukaku dan Mirallas membela jersey biru, sedangkan Benteke merah Liverpool. De Bruyne sendiri mengaku tertarik menjalani kehidupan di Inggris karena antusiasme kepada sepak bola dan kehangatan publik.

“Ketika pertama kali masuk Inggris bersama Chelsea, saya diberi tahu akan menikmati kehidupan di sana. Ternyata hal itu benar,” kata De Bruyne.

Hal menarik dari kisah murid Belgia yang pergi ke Inggris tersebut yaitu apabila timnas Belgia mampu melesat. Hal itu bakal menjadi ironi bagi Inggris. Pasalnya, sampai kini keriuhan Premier League belum benar-benar memberikan kontribusi positif buat timnas Inggris.

Penulis: Dedi Rinaldi