Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Valencia di bawah komando Nuno Espirito Santo terkenal jago kandang. Musim lalu, klub-klub papan atas La Liga, seperti Real Madrid, Atletico Madrid, dan Sevilla, pernah merasakan keangkeran Mestalla.
Masing-masing bertekuk lutut dengan skor 1-2, 1-3, dan 1-3. Satu-satunya tim yang sukses membawa pulang tiga poin dari Mestalla ialah Barcelona, itu pun diraih secara susah payah melalui gol tunggal Sergio Busquets pada detik-detik penghabisan laga.
Memasuki musim baru, tuah kandang Valencia seolah memudar perlahan. Si Kelelawar baru mengoleksi satu kemenangan dari empat kesempatan bertanding di hadapan puluhan ribu pendukung sendiri.
Hasil positif itu terjadi saat mengalahkan Monaco dengan skor 3-1 pada leg pertama play-off Liga Champion 2015/16, 19 Agustus. Tiga pertandingan lain berakhir mengecewakan, yakni dua kali imbang dan sekali kalah.
Satu hal yang perlu digarisbawahi ialah Valencia selalu gagal memetik poin penuh dalam tiga partai beruntun. Statistik di Opta Sports menyebutkan bahwa catatan tersebut merupakan durasi paling panjang pada era kepelatihan Nuno.
Sebelumnya, Valencia terbiasa bangkit usai menelan kekalahan atau bermain imbang di Mestalla. Sebagai contoh, mereka sanggup menang telak 3-0 atas Rayo Vallecano setelah dipermalukan 0-1 oleh Barcelona pada musim lalu.
Entah apa yang membuat Valencia begitu sulit meraih kemenangan kandang pada musim ini. Atmosfer stadion tentu bukanlah faktor penyebab keterpurukan mengingat rata-rata 40.000 suporter selalu memadati Mestalla dan memberikan dukungan penuh setiap pekan.
Evaluasi mesti segera dilakukan bila Valencia masih berniat mempertahankan status sebagai tim papan atas Spanyol. Mumpung kompetisi belum bergulir terlalu jauh, Nuno. (ins)