Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Memphis Depay kembali menjadi sorotan. Bukan karena permainannya yang luar biasa tapi karena gaya dan tingkah lakunya yang dinilai berlebihan.
Hidup pemain yang dibeli Manchester United dari PSV Eindhoven pada awal musim ini mungkin memang ditakdirkan penuh sorotan.
Ia baru mencetak satu gol dari delapan laga Premier League. Padahal United membelinya karena melihat ketajamannya di PSV.
Depay juga dianggap sebagai pemain yang angkuh. Penampilannya begitu “wah” di luar lapangan bak selebritas papan atas dinilai belum sebanding dengan prestasi yang sudah dibuatnya.
Penampilannya di timnas Belanda juga tidak berkibar. Ia gagal membantu tim Oranye lolos ke Euro 2016.
Berita yang menyertainya di timnas bukan yang baik melainkan pertengkarannya dengan striker senior Robin van Persie.
Menurut mantan pelatih Porto, Ajax, dan Twente, Co Adriaanse, ada yang salah dari kelakuan Depay dan harus diperbaiki.
Ia diminta tak banyak bertingkah sebelum bisa membuktikan dirinya sebagai pemain hebat.
“Ia harus sadar kalau ia anggota tim sepak bola, bukan atlet individu seperti Usain Bolt yang menjuarai lari 100 m,” kata Adriaanse kepada Studio Voetball.
Salah satu gaya Depay yang disorot adalah ketika tiba di Huister Duin, hotel tempat tim Belanda menginap, dengan pakaian ala peniup flute Peru. Ia mengenakan syal lebar berkibar-kibar dan topi yang juga lebar.
“Bila ia hanya pemain muda dan belum meraih apa-apa, jangan berdandan seperti itu ketika bertemu pelatih. Cristiano Ronaldo mungkin melakukannya, tapi setidaknya ia sudah terbukti berprestasi,” ujar Adriaanse lagi.
“Ia juga tak mau berbicara pada pers dan mengabaikan mereka. Ia tak boleh seperti itu. Ia mewakili kami, masyarakat Belanda dan kami ingin tahu apa yang ada dalam benaknya,” tutur Adriaanse.
Sebelumnya, pelatih United, Louis van Gaal, sudah memperingatkan Depay bahwa nasibnya bisa seperti Angel Di Maria.
Di Maria tidak lagi dipercaya pelatih setelah beberapa pertandingan karena dianggap tidak cocok dengan filososi yang diterapkan Van Gaal dan akhirnya dijual.
Penulis: Rahayu Widiyarti