Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Perjalanan Sriwijaya ke Malang untuk persiapan melakoni leg pertama semifinal Piala Presiden kontra Arema (3/9) terhambat.
Penerbangan tim dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Rabu (30/9), tertunda karena kabut asap.
Menurut penuturan bek Sriwijaya, Fachrudin Wahyudi Aryanto, seharusnya tim terbang pada pukul 18.00 WIB. Tapi baru bisa berangkat hampir dua jam kemudian, yaitu sekitar 19.30 WIB.
Tertundanya keberangkatan itu dikarenakan kabut asap yang menyelimuti Kota Palembang sehingga dapat menganggu penerbangan.
Meski demikian, Fachrudin dkk. tetap fokus mempersiapkan diri untuk menatap laga kontra tuan rumah Singo Edan.
“Saat ini kami tetap fokus ke semifinal. Laga di perempat final yang terhenti juga sudah tak kami pikirkan. Yang jelas, saat ini pemain dalam kondisi fit dan bugar,” kata Fachrudin.
Selain fokus pada kondisi internal, tim berjuluk Laskar Wong Kito itu juga telah memantau kekuatan lawan.
Penampilan apik Arema pada laga terakhir kontra Bali United Pusam (27/9) dijadikan sinyal bahaya bagi Sriwijaya. Tim besutan Joko Susilo itu menang 3-2 atas tim asuhan Indra Sjafri.
“Arema sedang dalam penampilan terbaik. Cristian Gonzales seolah mengamuk lantaran sukses mencetak hattrick ke gawang BUP,” ucap Achmad Haris, Sekretaris Sriwijaya.
“Target kami di leg pertama yang terpenting harus mencuri poin di Malang,” kata Haris melanjutkan.
Leg Kedua
Di tengah persiapan menyambut semifinal leg pertama, manajemen langsung dibuat pusing terkait partai leg kedua, Minggu (11/10).
Jadwal menjamu Arema di Stadion Gelora Sriwjaya, Palembang (11/10), terancam dipindah. Tentunya karena alasan kabut asap yang dapat mengganggu dan membahayakan pemain di lapangan.
Bila sampai batas yang ditentukan kabut asap masih dinilai pekat, maka dipastikan lokasi pertandingan akan dipindah.
“Saat ini kami sedang berkoordinasi dengan pihak Mahaka (promotor Piala Presiden) dan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Semoga dalam 2-3 hari ke depan kami mendapat kabar positif dari BMKG,” ucap Haris.
Bila laga kedua resmi dipindah, maka menurut Haris, Sriwijaya berhak mengajukan opsi lokasi lain. Posisi Mahaka hanya tinggal menyetujui atau tidak.
“Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat pindah, yaitu sponsor, televisi, dan izin keamanan. Kami akan terus berkomunikasi dengan Mahaka,” tutur Haris.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Ikuti Liputan Khusus Piala Presiden 2015 di sini