Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
bunga. Setelah startnya sempat tersendat, I Partenopei kini menjadi tim paling on-fire di Serie A 2015/16. Gli Azzurri menang empat kali dalam lima partai terakhir liga.
Napoli masih berada di posisi keempat klasemen dan Serie A juga baru berjalan sekitar seperlima kompetisi.Tapi, Napoletano sudah bermimpi indah bakal menyaksikan tim kesayangannya menjadi juara.
Mengapa tidak? Empat kemenangan terbaru yang didapatkan di liga adalah dari empat tim kuat dalam hal tradisi sekaligus rival langsung dalam perebutan scudetto musim ini. Dari Lazio, Juventus, Milan, sampai Fiorentina.
Impian menyaksikan tim 2015-16 mengulangi prestasi kelas 1986/87 dan 1989/90 sudah mulai menggelora. Napoletano mungkin sangat menginginkan Marek Hamsik dkk. menjadi juara karena mereka akan lebih membanggakan dari dua tim kampiun sebelumnya.
Napoli 1986-87 dan 1989-90 dikenang karena punya Diego Maradona, sosok dewa sepak bola yang sampai sekarang masih menjadi ikon klub dari Italia Selatan itu.
Napoli 1986-87 dan 1989-90 juga memenangi kompetisi dengan menaklukkan rival-rival hebat nan legendaris macam Milan dengan Dream Team-nya, Inter dengan trio Jermannya, dan Roma dengan duet Bruno Conti dan Giuseppe Giannini.
Akan tetapi, Napoli1986-87 dan 1989-90 minim unsur Neapolitan. Bintang-bintang lokal Partenopei ketika itu, macam Salvatore Bagni, Andrea Carnevale, Fernando De Napoli, Bruno Giordano, Massimo Crippa, dan Giancarlo Corradini, bukan orang Napoli asli.
Pelatih juga bukan Neapolitan. Ottavio Bianchi (1986-87) kelahiran Brescia, Alberto Bigon (1989-90) asli Padua. Keduanya orang Italia Utara.
Paling hanya ada Ciro Ferrara. Tapi, dia seorang bek. Seperti biasa, kontribusi pemain belakang kerap mudah dilupakan.
Inilah alasan mengapa Napoli 2015-16 punya potensi untuk lebih membanggakan publik San Paolo. Elemen Neapolitan mereka lebih kental.
Ada Pelatih Maurizio Sarri dan Lorenzo Insigne. Khusus untuk nama yang disebut terakhir, dia akan lebih memorable daripada Ferrara. Selain posisinya adalah penyerang, Insigne sedang hot.
Dia sudah menyumbangkan enam gol dan tiga assist. Insigne membuat 23 peluang gol, lebih banyak daripada Hamsik (17) maupun Gonzalo Higuain (16). Dia merupakan pemain terbaik Napoli dengan sudah empat kali terpilih sebagai man of the match.
Mengingatkan pada seseorang? Ya, Maradona! Tapi, Maradona 2015-16 ini adalah orang asli Napoli. Bayangkan kebanggaan yang akan diumbar Kota Napoli jika Partenopei dan Insigne benar-benar berhasil meraih scudetto.
Selepas kemenangan 4-0 atas Milan, ayah Insigne, Carmine, membuat tato gambar anaknya di tangan. Jika Insigne membawa Napoli menjadi juara dengan penampilan yang konsisten, akan ada banyak yang mengikuti jejak Carmine.
Dinding kota bisa dipenuhi mural Insigne. Patung sang penyerang pun boleh jadi akan berdiri. Yang lebih hebat lagi adalah jika Napoli mengeluarkan kostum nomor 10 dari lemari trofi dan memberikannya kepada Insigne.
Kostum keramat itu tak perlu lagi dipensiunkan karena Napoli sudah memiliki Maradona-nya sendiri.