Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebuah toko oleh-oleh di Jalan Pararaton, Kuta, Bali, dikerumuni sekumpulan pemuda berkaus merah, sehari setelah Bali United Pusam bermain melawan Arema Cronus di Stadion Kapten Dipta Gianyar, Bali (28/9). Mereka berdesak-desakkan untuk bertemu langsung dengan pemain sayap BUP, Bayu Gatra, yang tengah berbelanja.
"Saya memang sedang mencari oleh-oleh untuk teman-teman di Arema. Tidak sengaja bertemu Semeton Dewata (fan BUP) di sini. Saya memang dekat dengan mereka,” ujar Bayu, saat ditemui BOLA di toko oleh-oleh tersebut, Senin (28/9).
Sehari sebelumnya, Minggu (27/9), BUP bermain melawan Arema dalam laga kedua perempat final Piala Presiden. Pertandingan tersebut berlangsung alot setelah kedua tim saling berbalas serangan di babak pertama. Namun, BUP akhirnya harus takluk dengan agregat akhir 5-3.
Yang tak kalah seru dari laga tersebut adalah kehadiran sekitar 35 ribu Semeton Dewata (Sebutan untuk penggemar BUP) di dalam dan luar Stadion Kapten Dipta Gianyar, Bali.
“Saya kaget melihat banyaknya Semeton Dewata saat ini, karena sebelumnya tidak seperti ini,” kata Bayu.
Saat pertama kali bermain untuk BUP delapan bulan lalu, Bayu bercerita, jumlah Semeton Dewata tak lebih dari seratus orang. “Mereka sedikit, dan bernyanyi pelan. Saat itu kami sama sekali tidak mendapat dukungan penuh dari suporter,” ujar Bayu.
Cerita serupa dituturkan oleh bek BUP, Indra Purnama. Ia mengatakan, saat pertama kali bergabung dengan BUP, suporter hanya memenuhi tribun tengah saja. Dia pun tak menyangka, jumlah Semeton Dewata mengalahkan jumlah suporter Arema di pertandingan terakhir BUP untuk Piala Presiden.
“Saya kira meski bermain tandang, Aremania (fan Arema) tetap berjumlah lebih banyak. Tapi saya salah, setelah melihat semangat Semeton Dewata dalam mendukung kami,” tutur Agung.
Awalnya Terpecah-belah
Baru-baru ini, kubu BUP mengklaim jumlah Semeton Dewata yang hadir langsung di laga kontra Arema, merupakan yang terbanyak sejak Stadion Kapten Dipta Gianyar didirikian pada 2003.
Jumlah Semeton Dewata semakin bertambah seiring dengan banyaknya turnamen yang diikuti oleh skuat berjuluk Serdadu Tridatu tersebut. Ketua Semeton Dewata, Ida Bagus Gaga Mahardika, mengatakan pertumbuhan anggotanya meningkat cukup drastis.
“Menurut catatan, pertama kali kami resmi mendirikan kelompok suporter Bali United pada Februari 2015, jumlah suporter tidak banyak. Tujuh bulan kemudian, jumlah kami sudah sekitar 10.000 anggota,” kata pria yang akrab disapa Gus Casper ini.
Penambahan jumlah anggota tersebut disebabkan oleh bersatunya pecinta sepak bola Pulau Dewata yang sempat terpecah.
“Dahulu mereka terpecah antara lain menjadi suporter Perseba Badung, Perseden Denpasar, Persegi Gianyar, dan Perst Tabanan,” kata Gus Casper. Kini para suporter yang terpecah per kabupaten dan kota di Bali ini telah melebur untuk mendukung BUP.
Sebenarnya, membuat mereka bersatu bukanlah hal mudah. Awalnya, Semeton Dewata kerap berbeda pendapat saat hendak mendukung BUP dalam bermain.
“Fan Persegi dan fan Perseden dulu memang sering bentrok. Kami langsung menemui tetua mereka untuk menyatukan visi misi dalam mendukung satu tim yang sama yaitu Bali United,” ujar dia.
Aksi tersebut direspons baik oleh para tetua. Mereka mengaku iri melihat suporter di belahan Indonesia lainnya yang berbondong- bondong menyaksikan laga klub favorit mereka.
“Orang Bali sudah lama menganggur jadi suporter. Enggak ada klub papan atas di Bali, rasanya seperti hidup tanpa arti. Kami iri melihat suporter lain, kami ingin bernyanyi, mendukung permainan klub kebanggaan pulau ini,” tutur dia.
Saat ini, skuat BUP masih menunggu kembali bergulirnya kompetisi resmi di Indonesia. Manajemen juga tengah mengevaluasi kontrak para pemainnya yang berakhir Oktober mendatang.
“Kami bangga dengan Bali United yang tak memainkan pemain asing. Kami bangga menjadi bagian dari sejarah kembalinya gairah sepak bola Bali,” ujar Gus Casper.
Penulis: Persiana Galih/Yan Daulaka
Ikuti Liputan Khusus Piala Presiden 2015 di sini