Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Final Piala Presiden Mengarah ke Bali

By Caesar Sardi - Jumat, 9 Oktober 2015 | 18:00 WIB
Stadion Dipta Gianyar, diharapkan dapat menyelenggarakan final Piala Presiden dengan tertib. (Yan Daulaka)

Pemilihan Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Bali sebagai arena laga final Piala Presiden diklaim bakal menguntungkan semua pihak.

Awalnya pihak promotor Piala Indonesia, Mahaka Sports and Entertaiment, menunjuk Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai lokasi final Piala Presiden pada 18 Oktober.

Namun, mereka menghadapi sedikit kesulitan dalam memperoleh izin keamanan. Hal itu muncul dari kekhawatiran jika Persib melaju ke laga puncak. Pasalnya, suporter Persib punya hubungan yang kurang harmonis dengan publik Jakarta.

Mahaka kemudian menunjuk Stadion Dipta Gianyar sebagai pengganti SUGBK.

CEO Mahaka, Hasani Abdulgani, mengklaim Stadion Dipta Gianyar merupakan pilihan yang tepat. Salah satu alasannya karena dinilai layak untuk mempersiapkan laga puncak.

“Panpel di Bali kami nilai sukses dalam acara pembukaan Piala Presiden yang dihadiri langsung oleh presiden. Jadi mereka pun punya jaminan untuk mengulang kesuksesan itu,” ujar Hasani, saat dihubungi Harian BOLA, Kamis (8/10).

“Kalau kepolisan enggak keberatan, maka kami akan pakai SUGBK. Tapi kalau keberatan, baru pilihannya di Stadion Dipta Gianyar,” sebut Hasani.

Rencananya, promotor akan kembali mengundang Presiden Joko Widodo untuk menutup turnamen. Hasani juga masih intens menjalin komunikasi dengan pihak kepolisian.

“Rencana bertemu dengan Mabes Polri diundur menjadi Senin (5/10) mendatang. Maka kami baru akan mengumumkan lokasi final Senin (5/10) sore,” kata Hasani.

Kelemahan Dipta

Satu-satunya kelemahan Stadion Kapten Dipta Gianyar yakni sedikitnya daya tampung penonton. Karena itu promotor berencana membagi kuota stadion untuk tiga kelompok suporter.

“Daya tampung Stadion Dipta hanya 25 ribu penonton sehingga harus kami bagi untuk tiga kelompok suporter,” kata dia.

Ketiga kelompok suporter itu adalah dua kelompok suporter klub finalis dan satu kelompok suporter tuan rumah, Bali United.

“Kami harus adil agar semua kelompok suporter mendapat jatah tiket final,” tuturnya.

Sementara itu klub semifinalis enggan merespons keputusan tersebut.

Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman, mengatakan saat ini skuatnya tengah fokus agar lolos menuju final Piala Presiden.

“Kami tidak mau terlihat punya keyakinan berlebih untuk masuk final. Yang pasti, Persib siap main di manapun.” ujar Djadjang.

Respons serupa ditunjukkan pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra. Menurut dia, skuatnya sudah biasa bermain di Jakarta maupun Bali,

“Saya enggak mau berpikir soal final dulu. Kami masih harus mengejar target lolos dari semifinal,” tutur Jafri.

Penulis: Persiana Galih/Erwin Snaz