Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Siapa pun pelatih yang bisa mengganggu dominasi Bayern Muenchen di Jerman, dia jelas bukan orang sembarangan. Dieter Hecking termasuk golongan langka ini. Rabu (30/9), Manchester United pun wajib mewaspadai racikan Hecking untuk Wolfsburg.
Hecking membawa Wolfsburg menjadi tim pertama yang mengalahkan Muenchen musim lalu. Mata dunia terbuka lebar saat Die Woelfe menekuk Bayern 4-1 pada laga perdana mereka di putaran II Bundesliga 2014/15. Rekor apik Hecking atas Muenchen berlanjut pada kejayaan di Piala Super Jerman 2015.
Pada duel terbaru lawan Die Bayern (22/9), Tim Serigala racikan Hecking memang remuk dengan skor 1-5. Namun, hal itu tak mengubah citra Hecking di Jerman sebagai salah satu pelatih elegan dan jenius dalam memberdayakan skuat. Siapa sebenarnya Hecking? Kenapa pula dia punya peluang membawa timnya meraih hasil pula di Old Trafford dalam duel Liga Champion nanti?
Publik VW Arena - kandang Wolfsburg - mungkin mengernyitkan dahi kala petinggi klub menunjuk Hecking sebagai pelatih anyar mereka pada 22 Desember 2012. Saat Hecking tiba, Wolfsburg terjerembap di peringkat buncit liga. Siapa pelatih kepala yang digantikannya saat itu? Dialah Felix Magath, sosok yang membawa Die Woelfe juara Bundesliga 2008/09!
Wolfsburg juara Piala Super Jerman 2015 setelah mengalahkan Muenchen. (Patrick Schwarz/AFP/Getty Images)
Hecking diragukan karena sebelum ke Wolfsburg, ia cuma membesut tim semenjana, seperti Alemannia Aachen (2004-2006), Hannover (2006-2009), dan Nuernberg (2009-2012). Namun, didukung oleh strategi perekrutan yang oke dari Direktur Klaus Allofs, peringkat klub terus menanjak. Pada 2012/13, pasukan Hecking membawa Wolfsburg finis di posisi ke-12. Peringkat mereka naik ke posisi 5 (2013/14) dan 2 (2014/15).
Sentuhan Spesial
Hecking pernah meniti karier sebagai gelandang di beberapa klub Jerman. Borussia Moenchengladbach yang paling kondang (1983-1985). Sosok kelahiran 12 September 1964 itu juga pernah memperkuat Hannover (1996-1999).
Di luar dunia sepak bola, Hecking adalah seorang mantan polisi. Mungkin karena latar belakang itulah Hecking membuat klub yang merekrutnya merasa nyaman. Saat membesut Aachen, ia mengantar klub itu promosi ke Bundesliga 2006/07. Hannover dibawanya beredar di papan tengah-atas dalam persaingan ke zona Piala UEFA. Hecking juga mengatrol Nuernberg ke peringkat enam di tabel final 2010/11.
Di klub-klub tersebut, Hecking terbiasa memoles para pemain muda. Saat berlabuh di Wolfsburg, tugasnya dobel. Ia menempa talenta-talenta segar sekaligus mereparasi performa pemain yang dianggap flop alias gagal. Bas Dost, Kevin De Bruyne, Nicklas Bendtner, atau Ricardo Rodriguez termasuk segelintir di antaranya.
"Pekerjaan ini sebuah tantangan. Saya ingin mencari tahu apakah saya dapat menangani pemain-pemain seperti itu," ujar Hecking.
Dieter Hecking saat pesta promosi Alemannia Aachen ke Bundesliga. (Christof Koepsel/Bongarts/Getty Images)
Racikan elegan tentu didukung aliran dana masif dari sponsor tim, Volkswagen. Dalam tiga musim terakhir, Allofs dan Hecking menghabiskan dana 150 juta euro lebih guna membangun tim kompetitif. Efeknya terasa. Dari klub yang dianggap lemah dan membosankan, Wolfsburg menjelma menjadi salah satu tim papan atas di Jerman.
"Saya pikir Muenchen jelas menyadari keberadaan kami. Tujuan klub adalah membuat Muenchen tetap merasakan napas kami di leher mereka selama mungkin," ucap Hecking musim lalu.
Status runner-up dengan selisih 10 poin di bawah Muenchen di 2014/15 terbilang oke mengingat perjuangan keras manajemen Wolfsburg selama tiga musim membangun dinasti baru bersama Hecking. Sang mantan sersan itu pun diganjar predikat Pelatih Terbaik Jerman 2015.