Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Duel kontra Ipswich Town di putaran kedua Piala Liga 2015/16 berpotensi menghadirkan trauma buat Manajer Manchester United, Louis van Gaal.
Kiprah perdana Van Gaal bareng United di ajang Piala Liga musim lalu ditandai oleh kekalahan 0-4 dari tim divisi tiga, MK Dons. Faktor lain yang bisa mengacaukan konsentrasi Van Gaal adalah keberadaan Mick McCarthy di area teknik Ipswich.
McCarthy adalah sosok yang bertanggung jawab menghadirkan secercah noda kelam di lembar gemilang karier kepelatihan Van Gaal. Van Gaal jelas tak akan bisa melupakan tragedi yang ia alami pada 1 September 2001.
Van Gaal yang kala itu menukangi timnas Belanda gagal meraih kelolosan ke Piala Dunia 2002. Kepastian tersebut didapatkan usai Tim Oranye menyerah 0-1 dari Irlandia besutan McCarthy di Lansdowne Road.
Padahal selama 32 menit terakhir laga, Irlandia terpaksa bermain dengan 10 orang usai Gary Kelly mendapatkan kartu merah. Unggul jumlah pemain, Belanda yang bermaterikan pemain top macam Ruud van Nistelrooy, Mark van Bommel, hingga Edwin van der Sar justru kebobolan oleh gol Jason McAteer.
“Saya punya ambisi menjadi juara dunia. Namun, kami bahkan tak mampu lolos ke turnamen itu,” kata Van Gaal.
Pertahanan rapat Irlandia kala itu membuat Van Gaal frustrasi sehingga ia memutuskan bermain lebih direct guna memanfaatkan ketangguhan Patrick Kluivert, Jimmy Floyd Hasselbaink, dan Pierre van Hooijdonk di bola-bola udara.
“Van Gaal bereaksi seperti orang menderita pada umumnya,” kata McCarthy di FourFourTwo.
McCarthy bak menjadi anti-strategi Van Gaal. Pada laga pertama di kandang Belanda, Irlandia mampu membawa pulang hasil imbang 2-2 dan sempat unggul dua gol.
Berselang 14 tahun kemudian, McCarthy dan anak asuhnnya bertekad menghadirkan lagi sakit hati buat Van Gaal.
“Kami ingin memenangi semua laga, tanpa memandang lawan yang kami hadapi,” ujar striker Ipswich, Brett Pitman.