Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
satunya harapan tuan rumah gagal melaju ke final.
Pada laga semifinal di Lapangan Manahan, Solo, Sabtu (26/9/2015), menghadapi Chayenne Ewijk, Beatrice yang menjadi unggulan kelima dipaksa menyerah 4-6, 2-6. Lewat pertarungan ketat, Beatrice memang kesulitan menghadapi Ewijk.
Dengan keunggulan postur tubuh yang lebih tinggi dan langkah kaki lebih panjang, petenis asal Belanda ini kerap membuat Beatrice mati kutu. Penempatan bola yang akurat selalu membuat Beatrice sering mati langkah.
Bahkan pada set kedua, performa Beatrice sudah menurun. Akibatnya, Ewijk yang di perempat final menyingkirkan unggulan pertama Dhruthi Tatachar Venugopal ini tak kesulitan mengumpulkan poin. Dia pun menang mudah 6-2.
"Dia bermain sangat bagus. Pukulannya kencang. Begitu pula servisnya. Dia termotivasi untuk masuk final karena bila itu tercapai, dia tak perlu lewat kualifikasi di women's circuit berikutnya di Jakarta," kata Beatrice.
Sementara itu, Ewijk mengaku senang bisa melangkah ke final. Menurut dia penampilannya kian membaik setelah absen selama empat tahun karena cedera.
"Setelah melangkah ke final, saya akan melakukan yang terbaik untuk menjadi juara. Saya harus ikut banyak turnamen untuk memperbaiki peringkat. Saya pernah absen selama empat tahun karena cedera. Akibatnya, peringkat saya turun. Dulu saya berada di peringkat pertama di Belanda, tapi posisi saya sekarang sudah turun," jelas Ewijk.
Di final, dia bertemu unggulan ketiga asal Taiwan, Lee Pei-Chi. Di semifinal, Pei-Chi menyingkirkan unggulan kedua asal Jepang, Kanami Tsuji 6-4, 7-5.
"Dia akan jadi lawan tersulit. Harus diakui, Ewijk punya kemampuan luar biasa.Saya harus fokus di pertandingan bila ingin menjadi juara," ucap Lee.