Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Krisis hasil yang diderita AC Milan sampai membuat pelatih Sinisa Mihajlovic mendapat trofi Tapiro d’Oro alias Tapir Emas, usai timnya dikalahkan oleh Napoli 0-4 akhir pekan kemarin.
Trofi ini merupakan “penghargaan” buat pelatih atau figur publik yang dianggap sebagai biang kerok atas sebuah masalah. Penghargaan ini diberikan oleh program televisi Striscia la Notizia yang diputar di stasiun televisi Mediaset.
Miha berarti mendapat gelar yang sama dengan Filipo Inzaghi musim lalu.
“Hasil buruk ini adalah salah semua bagian dalam tim ini. Saya hanya akan terus bekerja keras,” ucap Miha.
Kritik mengalir deras atas performa buruk Milan. Tak hanya dari luar, kritik internal juga datang. Keisuke Honda menjadi pemain yang berani bersuara.
“Masalah di Milan sangat jelas, terlebih masalah itu selalu sama. Bila kami tak belajar apa pun dari kekalahan lawan Napoli, berarti kami sangat jauh dari pembangunan ulang klub,” kata Honda seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.
Honda menyebut Milan tak akan bisa menjadi penantang utama di jalur gelar juara bila tidak membangun ulang tim dengan dana masif seperti yang dilakukan PSG atau Manchester City.
“Entah melakukan hal itu atau harus memeriksa ulang seluruh struktur klub. Para direktur, pelatih, dan juga suporter harus memahami situasi yang terjadi dalam tim,” ucapnya lagi.
“Milan menghamburkan banyak uang musim ini dan memiliki banyak pemain yang merupakan anggota tim nasional masing-masing. Namun, kenapa mereka tak bisa tampil baik ketika menjadi pemain Milan?” ujar Honda.
Pria Jepang itu menyarankan agar klub melakukan cara radikal buat mengevaluasi kinerja berbagai komponen klub.
“Kalau tidak, perubahan itu akan mengambil waktu 5-10 tahun. Saya tahu akan mendapat kritik atas kata-kata ini. Namun, ucapan saya penting buat masa depan klub,” ucap sang gelandang.
Penulis: Anggun Pratama