Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Bursa transfer musim panas tertutup rapat tanpa kehadiran bomber anyar di Emirates Stadium. Padahal, sepanjang musim panas, Arsenal begitu sesumbar bakal mendatangkan penyerang kelas wahid. Apa daya, kini The Gunners harus rela menempuh perjalanan panjang hanya bermodalkan dua striker murni.
Dua striker yang dimaksud ialah Olivier Giroud dan Danny Welbeck. Mengingat pemain yang disebut belakangan masih terkena cedera, artinya Arsenal cuma memiliki Giroud seorang sebagai algojo tunggal. Jika Giroud mengantongi ketajaman prima mungkin tak masalah, tapi faktanya tidak demikian.
Penyerang asal Prancis itu hanya mampu menciptakan rata-rata konversi peluang menjadi gol sebesar 17%. Angkanya di bawah Kun Aguero, striker Manchester City, yang sanggup mengukir rata-rata konversi peluang menjadi gol sebesar 21%. Catatan Giroud itu bahkan kalah dari rekor yang dibuat Theo Walcott (20%).
Karena angka-angka itu, Arsene Wenger kemudian memberi porsi lebih kepada Walcott guna memerankan pos penyerang tunggal pasukan Gudang Peluru. Wenger tentu punya pertimbangan ekstra matang.
Selain mengacu pada rata-rata konversi peluang menjadi gol yang lebih apik, sejak pengujung musim lalu pun Wenger sudah mematok Walcott di posisi tersebut.
Pada akhir kompetisi 2014/15 Walcott memang tampil prima sebagai sang tukang gedor. Trigol mampu diciptakannya pada gameweek terakhir kontra West Brom yang dimenangi Arsenal 4-1. Sepekan setelahnya, Walcott menyumbang satu gol saat Arsenal memukul Aston Villa 4-0 di fi nal Piala FA.
“Walcott memiliki naluri tajam sebagai seorang striker murni. Kualitasnya di dalam kotak penalti begitu prima,” ungkap Wenger, seperti dikutip London24.
“Saya pribadi lebih menyukainya berada di posisi penyerang tengah. Namun, bukan berarti Walcott tak akan kembali bermain di posisi sayap. Mengingat situasi yang saat ini menyelimuti Walcott dan Giroud, dalam beberapa bulan ke depan kita akan sering melihat Walcott masuk dari tengah.”
Buang Peluang
Arsenal memulai tiga partai perdana Premier League dengan mamasang Giroud sebagai starter. Hasilnya sama-sama sekali menang, seri, dan kalah. Ketika Walcott ditempatkan sebagai ujung tombak sejak sepak mula pada pekan keempat dan kelima, Arsenal melewati kedua laga dengan meraih dua kemenangan.
Walcott mencetak satu gol dalam kemenangan 2-0 atas Stoke City di partai pamungkas. Kondisi yang semakin membuat Wenger cenderung memilih Walcott sebagai andalan barunya di laga-laga ke depan.
“Ketika Anda terus mengoleksi gol, secara otomatis kepercayaan diri akan meninggi. Walcott butuh lebih banyak gol,” tutur Wenger. Yang jadi masalah ialah Walcott tergolong sangat banyak membuang peluang. Dari 13 tembakannya yang mengenai sasaran, cuma satu yang berujung gol.
Kebiasaan buruk itu tak terasa menyakitkan pada saat lawan yang dihadapi berada di level Crystal Palace, Liverpool, Newcastle, atau Stoke. Namun, bisa menjadi bencana jika musuh yang ditemui ialah Manchester City, Manchester United, atau Chelsea.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa