Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Tuchel dan Pesan Klopp untuk Dortmund

By Nugyasa Laksamana - Jumat, 9 Oktober 2015 | 19:00 WIB
Juergen Klopp dan Thomas Tuchel (kanan) terlihat di Coface Arena, Mainz pada 24 November 2012. (Getty Images)

Di bawah kendali Juergen Klopp, Borussia Dortmund menjelma menjadi sebuah klub sepak bola Eropa yang diperhitungkan. Namun, ketika Klopp hengkang, siapakah sosok penerus yang layak menjadi nakhoda klub?

Jawabannya tak lain dan tak bukan adalah Thomas Tuchel. Ia datang menggantikan Klopp sejak awal musim ini. Akan tetapi, saat pelatih Jerman berusia 42 tahun itu datang, mungkin tak sedikit yang memandangnya dengan sebelah mata.

Pandangan miring terhadap Tuchel dinilai wajar. Maklum, pelatih sebelum Tuchel, Klopp, mampu menghadirkan prestasi yang sudah cukup lama diidamkan oleh para suporter Dortmund, yaitu gelar juara.

Kedatangan Klopp memang dianggap seperti pelepas dahaga bagi Dortmund. Bagaimana tidak, meski membutuhkan waktu kurang lebih tiga tahun, Klopp akhirnya mampu mengakhiri puasa gelar enam tahun Dortmund dengan meraih Piala Super Jerman pada 2008.

Selain itu, pelatih yang kini resmi menangani Liverpool itu juga sanggup membawa Dortmund dua kali secara beruntun meraih titel Bundesliga, yaitu pada periode 2010-2011 dan 2011-2012, DFB-Pokal 2011-2012, Piala Super Jerman pada 2013 dan 2014, hingga menjadi runner-up Liga Champions 2013.

Sebelum Klopp tiba, Dortmund terakhir kali memenangi gelar domestik pada musim kompetisi 2001-2002. Kala itu, Dortmund yang masih ditangani oleh Mathias Sammer, berhasil merengkuh titel Bundesliga setelah meraih 70 poin dari 34 laga.

Tak heran, deretan prestasi yang tergolong mengagumkan itu membuat siapapun yang akan menggantikan posisi Klopp langsung mendapatkan penilaian minus di mata suporter.

Namun, jangan lupa, usai laga terakhirnya bersama Dortmund di Bundesliga, Klopp sempat berpesan kepada para suporter di Signal Iduna Park mengenai suksesornya. Klopp mengatakan, penggantinya bisa membawa Dortmund meraih kesuksesan.

"Saya menyarankan kalian untuk tidak membandingkan saya dengan pelatih baru nanti. Sebab, itu akan mengurangi nilai memori ini. Pelatih baru nantinya akan membangun masa depan klub," ujar Klopp pada Mei 2015.

Akhirnya, era Tuchel sebagai pemegang kemudi Dortmund pun dimulai, dan tampaknya, setelah melihat pencapaiannya hingga sejauh ini, bayang-bayang Klopp mulai tertutupi oleh kepiawaian Tuchel dalam memimpin armada Dortmund.

Pasalnya, sampai pekan kedelapan Bundesliga, Dortmund mampu meraup 17 poin dengan rincian lima kemenangan, dua imbang, dan satu kekalahan. Bagi sebagian pihak, kiprah Tuchel ini tentu di luar dugaan.

Sebenarnya bagi mereka yang memandang Tuchel dengan sebelah mata tak perlu khawatir. Sebab, Tuchel adalah pelatih yang telah teruji kapabilitasnya.

Kala masih menukangi Mainz pada periode 2009-2014, Tuchel sanggup memberikan berbagai kejutan. Prestasi terbaiknya adalah mengantarkan klub medioker Jerman itu menempati posisi kelima pada musim 2010-2011.

Bermodalkan skuat seadanya, Tuchel juga sempat membawa Mainz tampil di pentas Liga Europa sebanyak dua kali, walaupun mereka harus tersisih pada babak awal.

Di sisi lain, terdapat kesamaan antara Klopp dan Tuchel. Kedua pelatih Jerman itu sama-sama pernah menukangi Mainz dan keduanya menerapkan formasi yang sama di Dortmund, yaitu 4-2-3-1.

Lantas, apakah nasib Tuchel bisa seirama dengan kiprah Klopp saat masih melatih Dortmund? Sejauh mana Tuchel mampu membawa armadanya? Kisah ini menarik ditunggu.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P