Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Arsenal menjamu Manchester United pada Minggu (4/10/2015). Duel klasik antara dua raksasa berseragam merah ini bakal menjadi pembuktian wajah terbaik siapa yang muncul di Emirates.
Pendukung Arsenal dan Man. United seperti rutin dibuat deg-degan melihat kinerja tim mereka awal musim ini. Penyebabnya adalah performa kedua tim yang belum stabil.
Arsenal bisa tampil luar biasa seperti saat menghajar Leicester 5-2 di kandang lawan (26/9/2015). Tiga hari sebelum kemenangan itu, pasukan Arsene Wenger juga unggul 2-1 di markas Tottenham.
Namun, saat level antusiasme meningkat, fan dibuat bingung lagi akibat kekalahan 2-3 Arsenal di kandang saat menjamu Olympiacos (29/9/2015).
Inkonsistensi akibat hasil buruk itu muncul berbarengan dengan kecemerlangan dua elemen ofensif tim, Alexis Sanchez dan Theo Walcott.
Khusus buat Alexis, dirinya sedang meledak dengan catatan empat gol dan satu assist dalam dua penampilan terkini.
Peningkatan kinerja Alexis cs. di lini depan menjadi salah satu alasan keyakinan Wenger timnya bakal bangkit. “Kami belajar dari kemenangan dan juga dari kekalahan,” ujar Wenger dalam jumpa pers menjelang laga.
Ketidakstabilan Arsenal pada awal musim ini dipengaruhi pula oleh sejumlah problem identik yang hampir selalu terjadi dalam beberapa musim terakhir.
Tim Gudang Peluru digerogoti badai cedera serta kebingungan di bursa transfer. Menjelang laga kontra United, enam pemain Arsenal masih terkapar di ruang perawatan.
Kegagalan klub merekrut pemain anyar selain kiper Petr Cech di bursa musim panas lalu juga terus menjadi sumber kritik. Masalah reguler lain yang meliputi Arsenal ialah kekalahan Wenger dalam head-to-head dengan pelatih Chelsea, Jose Mourinho.
Akibat kenaifan mereka saat melakoni duel penting, Arsenal kalah 0-2 dalam derbi melawan Chelsea (19/9/2015). Menarik menanti apakah satu kebiasaan lain Wenger terulang lagi musim ini, yakni kekalahan dari Man. United.
Arsenal cuma menang sekali dalam 13 duel liga terakhir lawan United. Setan Merah juga tak terkalahkan dalam empat lawatan terkini ke Emirates.
Tantangan Arsenal menghindari tradisi buruk lawan United semakin berat karena sang rival dari Manchester sedang menampakkan wajah terbaik.
United datang bermodal empat kemenangan beruntun di berbagai ajang. Duel nanti akan sengit karena mempertemukan dua tim dengan level penguasaan bola tertinggi dan distribusi yang paten di liga musim ini.
Jangan lupa, publik Emirates juga bersiap menyambut spesialis pembongkar pertahanan Tim Gudang Peluru yang memperkuat kubu lawan, Wayne Rooney.
Perjumpaan dengan Arsenal selalu bermakna spesial buat Wayne Rooney. Klub asal London Utara tersebut senantiasa menjadi saksi bagi sejumlah pencapaian penting Rooney di Premier League.
Pada 19 Oktober 2002, lima hari menjelang ulang tahun ke-17, Rooney yang masih berkostum Everton mencetak gol pertamanya di EPL.
Gol debut Roo tersebut memastikan patahnya rekor 30 partai tanpa kalah Arsenal di liga. The Gunners kala itu takluk 1-2 dari Everton di Goodison Park.
Arsenal lagi-lagi menjadi korban Rooney saat sang penyerang membuat gol perdana buat Manchester United pada Oktober 2004. Gol ke-100 Rooney di pentas EPL juga bersarang ke gawang The Gunners.
Sepanjang karier, Rooney tercatat sudah 11 kali membobol Arsenal. Cuma Newcastle (12 gol) dan Aston Villa (13) yang lebih sering menderita gol dari suami Coleen McLoughlin itu.
Fan Arsenal kini barangkali akan sedikit lega melihat Rooney akan datang ke Emirates tanpa membawa bekal oke.
Roo memang sukses mengakhiri puasa gol di EPL selama 11 laga beruntun dengan menggetarkan jala gawang Sunderland di pekan ketujuh. Namun, performa pemain berusia 29 tahun itu kembali memble tatkala Man. United menekuk Wolfsburg 2-1 di Liga Champion medio pekan ini.
Sebuah momen di babak I duel kontra Wolfsburg menggambarkan hal tersebut. Rooney bak menyia-nyiakan kerja keras Anthony Martial saat bola tembakannya melambung di atas mistar gawang lawan.
Si anak baru Martial terlihat terkejut dengan buruknya kualitas penyelesaian Rooney, namun sejumlah pemain lama United seperti sudah memaklumi kegagalan sang penyerang.
Rooney terlihat masih gamang dalam menjalankan peran sebagai pemain nomor 10 yang bertugas menyokong bomber tunggal. Posisi itu rutin dilakoni Rooney pascakedatangan Martial.
Tak seperti Juan Mata, Rooney kesulitan menjadi tembok pemantul bagi Martial dan Memphis Depay yang bergerak dinamis.
Buktinya, di partai melawan Wolfsburg, ia lebih sering mengoper kepada kiper David De Gea ketimbang memberikan bola ke Memphis!
Hanya, eks striker timnas Inggris, Alan Shearer, dan juga legenda Man. United, Paul Scholes, sepakat bahwa Rooney akan kembali spesial saat melawan Arsenal.
“Rooney adalah tipe pemain yang bisa mengalami malam buruk pada tengah pekan, kemudian mencetak dua atau tiga gol pada Minggu. Saya harap ia melakukannya,” kata legenda Manchester United, Paul Scholes, di BT Sport.
Penulis: Beri Bagja/Sem Bagaskara
SCTV
Minggu, 4 Oktober
Pukul 22.00 WIB