Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Jan Oblak, Penjaga Tradisi Kiper Tangguh Atletico

By Sabtu, 12 September 2015 | 17:03 WIB
Jan Oblak, mengalami peningkatan performa pada 2015. (Gonzalo Arroyo Moreno/Getty Images)

Atletico Madrid mengukir start meyakinkan dalam dua pekan pembuka La Liga 2015/16. Poin maksimal diperoleh berkat keberhasilan mengantongi kemenangan atas Las Palmas (1-0) dan Sevilla (3-0).

Sepintas, masing-masing pencetak gol, Antoine Griezmann, Gabi Fernandez, Jackson Martinez, dan Jose Resureccion Merodio alias Koke, mendapatkan apresiasi lebih lantaran dianggap sebagai faktor penentu catatan impresif Atletico.

Selain empat pemain itu, terdapat satu sosok lain yang juga memberikan kontribusi signifi kan dalam pertandingan kontra Las Palmas dan Sevilla, yakni Jan Oblak. Tolok ukurnya sudah tentu ialah torehan clean sheet alias tak kebobolan selama dua pekan beruntun.

Berdasarkan laporan salah satu surat kabar olah raga ternama di Spanyol, Marca, prestasi Oblak tersebut membuat ia mengukir tinta emas di lembaran sejarah klub sebagai kiper pengoleksi clean sheet terbanyak dalam 13 partai perdana di La Liga.

Pemain berkebangsaan Slovenia itu menyamai rekor Jose Molina, yang merupakan penjaga gawang Atletico saat menjuarai La Liga 1995/96. Oblak sanggup mempertahankan tradisi kiper tangguh di Vicente Calderon.

Selama ini, posisi nomor satu kerap menjadi penentu kesuksesan Atletico, mulai dari Marcel Domingo (La Liga 1949/50, 1950/51), Miguel Reina (Piala Interkontinental 1974, Copa del Rey 1975/76, La Liga 1976/77), hingga Thibaut Courtois (La Liga 2013/14, Copa del Rey 2012/13, Liga Europa 2011/12, Piala Super Eropa 2012).

Ketangguhan Oblak bakal mendapatkan ujian berat tatkala Atletico menjamu Barcelona, Sabtu (12/9). Andaikan mampu menjaga level permainan seperti di laga kontra Las Palmas dan Sevilla, bukan tidak mungkin ia akan kembali menghadirkan poin penuh.

Titik Balik 2015

Oblak diboyong Atletico dari Benfi ca pada bursa transfer musim panas 2014 seharga 16 juta euro (sekitar 252,6 miliar rupiah). Angka itu menjadikan ia kiper paling mahal sepanjang sejarah La Liga.

Tak pelak, kedatangan Oblak langsung melambungkan ekspektasi publik mengingat Atletico baru saja ditinggal Courtois, yang memutuskan kembali ke Chelsea. Sayang, ia meninggalkan kesan negatif di partai debut.

Blunder Oblak membuat Atletico terpaksa menelan pil pahit berupa kekalahan 2-3 dari Olympiacos pada matchday pembuka Grup A Liga Champion (LC) 2014/15. Segera setelah itu, ia lantas tergusur ke bangku cadangan karena pelatih Diego Simeone lebih memilih Miguel Moya.

Peruntungan Oblak berubah seiring pergantian tahun kalender dari 2014 ke 2015. Titik baliknya ialah pertandingan leg kedua babak 16 besar LC menghadapi Bayer Leverkusen, 17 Maret 2015.

Dia mendapatkan kesempatan bermain menggantikan Moya, yang mesti keluar akibat mengalami cedera pada awal babak pertama. Seolah tak ingin mengulangi kesalahan terdahulu, Oblak tampil cemerlang dan mengantar Atletico ke perempat fi nal usai melewati drama adu penalti.

Selanjutnya, Oblak terus menempati posisi nomor satu di Atletico hingga saat ini, bahkan menjelma sebagai kesayangan fan. Terbukti dengan diciptakannya nyanyian “Obi, Oblak, I love you more every day”, yang kerap terdengar dari tribun penonton.

Penulis: Indra Citra Sena