Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Untuk ketiga musim secara beruntun sejak berseragam Barcelona, Neymar tak bisa ambil bagian di partai awal kompetisi. Uniknya, kegagalan berpartisipasi itu sama-sama dilatarbelakangi faktor cedera sehingga muncul ujar-ujar bahwa Neymar tengah melakoni ritus tahunannya.
Ketika pertama kali menjejakkan kaki di Camp Nou, musim panas 2013, Neymar terpaksa menepi dari kegiatan tim akibat baru menjalani operasi pada tonsilnya. Kala itu, pelatih Gerardo “Tata” Martino baru memainkan Neymar sejak sepak mula pada pekan ketiga.
Musim kemarin berlalu identik. Letak cederanya yang agak membedakan. Pada musim perdana Luis Enrique itu, Neymar baru menjalani pemulihan retak tulang belakang, seusai dikasari oleh Juan Carlos Zuniga di Piala Dunia 2014.
Neymar baru merumput pada pekan kedua, sebagai pemain pengganti, dan baru melakoni peran starter pada pekan keempat.
Tren berlanjut pada awal 2015/16, dengan cedera yang kali ini menyasar bagian leher Neymar. Dokter mendiagnosis bahwa bomber sekaligus kapten Brasil itu mengalami mumps alias gondong sehingga baru bisa merumput pada pekan kedua melawan Malaga.
Artinya, Neymar absen dalam total empat partai resmi. Satu di Piala Super Eropa melawan Sevilla, dua leg Supercopa de Espana versus Athletic Bilbao, dan satu lagi pada kunjungan ke San Mames Barria milik Bilbao, guna melakoni pekan pembuka La Liga.
Walaupun mengulangi “kebiasaan” awal tahunnya, Barcelonistas tetap khawatir melihat kondisi salah satu penyerang andalan mereka itu. Apalagi setelah melakoni debut musim ini di Camp Nou melawan Malaga dan bergabung dengan timnas Selecao, Neymar mengalami cedera baru di lutut.
Meski Carlos Dunga, pelatih Brasil, akhirnya cuma memainkan Neymar selama 10 menit di laga uji coba melawan Kosta Rika, rasa waswas bahwa Neymar bakal absen saat La Liga kembali bergulir pun bermunculan.
Maklum, Barca tengah memerlukan Neymar guna melengkapi trisula MSN bersama Lione Messi dan Luis Suarez. Tanpa trio maut itu, Barca terbukti kesulitan mencetak gol demi gol, layaknya di sepanjang musim lalu yang berujung treble.
Selain butuh Neymar untuk keperluan MSN, Enrique juga perlu kontribusi pemain 23 tahun itu karena alasan berbeda. Ya, Atleti merupakan salah satu tim Eropa yang paling sering dijebol Neymar. Bersama Paris St. Germain dan Villarreal, gawang Atleti telah lima kali dibobol eks bomber Santos itu.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa