Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Madridistas menantikan kembalinya tiga personel pada saat Real Madrid bertamu ke rumah Atletico dalam laga berlabel el derbi Madrileno. Mereka ialah James Rodriguez, Gareth Bale, dan Sergio Ramos, trio yang belakangan harus menepi ke ruang terapi lantaran cedera.
Kehadiran mereka jelas dirindukan mengingat Madrid tengah berstatus kering gol. Beban mencetak gol praktis hanya berada di pundak Cristiano Ronaldo dan Karim Benzema. Tak salah menyandarkan asa pada dua penyerang paling tajam Madrid itu. Namun, masalahnya Ronaldo tengah dalam situasi mencetak rata-rata gol per partai paling rendah sepanjang masa baktinya di Santiago Bernabeu.
Mengingat Atleti punya kelebihan dalam menerapkan pengawalan khusus buat raja-raja gol Madrid, Rafa Benitez jelas membutuhkan James dan Bale untuk menyeimbangkan beban tim.
Dalam tiga penampilan berdurasi 270 menit di La Liga 2015/16, Bale sudah menyumbang dua gol. Begitu pula dengan James, tapi lewat durasi 125 menit dalam dua partai. Masing-masing akurasi tembakan sebesar 60% milik Bale dan 75% kepunyaan James tentu dibutuhkan Madrid.
Konversi Kovacic
Bagaimana dengan Ramos? Meski fungsi aslinya pemain bertahan, tapi Ramos secara berkesinambungan kerap menjelma menjadi kanal gol alternatif saat Los Blancos mengalami kebuntuan. Terutama ketika ikut naik membantu serangan dalam skenario bola mati.
Jika membandingkan dengan persebaran gol pada musim lalu, Madrid terbilang krisis penyumbang gol. Maklum, sejauh ini belum muncul nama Luca Modric, Toni Kroos, maupun Isco, yang turut serta mengoyak jala gawang lawan pada musim lalu.
Selain berharap pada wajah-wajah lama, Rafa juga tengah menantikan kontribusi gol dari Mateo Kovacic, rekrutan anyar Madrid yang dibeli dari Internazionale Milan.
Menit main Kovacic memang baru 219 menit, yang tersebar dalam enam laga berbeda. Namun, dalam menit minim itu, Kovacic telah menunjukkan keterlibatan signifikan dalam skema tim.
Operannya tergolong apik karena 165 kali berhasil dari total 186 operan. Key pass miliknya juga lumayan baik (3). Begitu pula dengan pemanfaatan peluang (3). Yang tertinggi ialah akurasi tembakan, yang mencapai 100%, meski hanya dua kali melepas tendangan.
Artinya, jika mendapat peluang dan ruang terbuka, kans Kovacic mencetak gol tertinggi di antara pemain lain. Sebuah statistik yang bisa menaikkan level optimisme Rafa guna menjadikannya super-sub dalam mencari kanal gol baru.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa