Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Klopp Tak Sempurna dalam Kebijakan Transfer

By Anju Christian Silaban - Sabtu, 10 Oktober 2015 | 06:00 WIB
Manajer baru Liverpool, Juergen Klopp. (Alex Livesey/Getty Images)

Manajer baru Liverpool, Juergen Klopp menyatakan dirinya bersedia bekerja sama dengan Komite Transfer dalam pemilihan pemain. Sebab, dia mengaku bukanlah sosok jenius dan segala tahu.

Tak seperti klub Inggris lainnya, Liverpool memiliki Komite Transfer yang bertanggung jawab mencari, menelaah, dan memutuskan harga pemain buruan. Manajer masuk dalam struktur ini, tetapi suaranya tak mutlak memengaruhi keputusan.

Pendahulu Klopp, Brendan Rodgers, dikabarkan kerap berseberangan dengan lima anggota Komite Transfer lainnya. Tak mau seperti Rodgers, Klopp pun disebut meminta hak veto dalam hal transfer.

Pada konferensi pers pertamanya di Anfield, Jumat (9/10/2015), Klopp meredam klaim tersebut. Dia mengaku membutuhkan bantuan Komite Transfer The Reds.

"Kami hanya ingin mendiskusikan pemain yang sangat bagus dan berada di level tertinggi. Semoga, itulah yang kami lakukan. Lagi pula, saya bukanlah sosok jenius. Saya tak lebih tahu dari orang lain di seluruh dunia. Saya membutuhkan orang-orang ini," kata Klopp.

Klopp juga merendah ketika mendeskripsikan dirinya. Meskipun kedatangannya ke Inggris mengundang begitu banyak atensi, Klopp enggan meminjam julukan Jose Mourinho, The Special One.

"Saya hanya orang normal yang datang dari Black Forest (daerah di Jerman yang berbatasan dengan Perancis). Saya tak bermimpi membandingkan diri sendiri dengan beberapa sosok jenius yang pernah menangani klub hebat ini pada masa lalu. Saya adalah The Normal One," tutur Klopp.

Ketimbang membicarakan dana transfer yang sudah pernah digelontorkan dan sosoknya, Klopp meminta media-media Inggris lebih fokus pada permainan Liverpool. Dinilai Klopp, timnya butuh konsentrasi dan tak ingin terganggu oleh topik luar lapangan. Apalagi, dalam lima partai pertama bersama Klopp di Premier League, Liverpool bakal menghadapi lawan berat seperti Manchester City dan Chelsea.

Tak seperti klub Inggris lainnya, Liverpool memiliki Komite Transfer yang bertanggung jawab mencari, menelaah, dan memutuskan harga pemain buruan. Manajer masuk dalam struktur ini, tetapi suaranya tak mutlak memengaruhi keputusan.
Pendahulu Klopp, Brendan Rodgers, dikabarkan kerap berseberangan dengan lima anggota Komite Transfer lainnya. Tak mau seperti Rodgers, Klopp pun disebut meminta hak veto dalam hal transfer.
Pada konferensi pers pertamanya di Anfield, Jumat (9/10/2015), Klopp meredam klaim tersebut. Dia mengaku membutuhkan bantuan Komite Transfer The Reds.
"Kami hanya ingin mendiskusikan pemain yang sangat bagus dan berada di level tertinggi. Semoga, itulah yang kami lakukan. Lagi pula, saya bukanlah sosok jenius. Saya tak lebih tahu dari orang lain di seluruh dunia. Saya membutuhkan orang-orang ini," kata Klopp.
Klopp juga merendah ketika mendeskripsikan dirinya. Meskipun kedatangannya ke Inggris mengundang begitu banyak atensi, Klopp enggan meminjam julukan Jose Mourinho, The Special One.
"Saya hanya orang normal yang datang dari Black Forest (daerah di Jerman yang berbatasan dengan Perancis). Saya tak bermimpi membandingkan diri sendiri dengan beberapa sosok jenius yang pernah menangani klub hebat ini pada masa lalu. Saya adalah The Normal One," tutur Klopp.
Ketimbang membicarakan dana transfer yang sudah pernah digelontorkan dan sosoknya, Klopp meminta media-media Inggris lebih fokus pada permainan Liverpool. Dinilai Klopp, timnya butuh konsentrasi dan tak ingin terganggu oleh topik luar lapangan. Apalagi, dalam lima partai pertama bersama Klopp di Premier League, Liverpool bakal menghadapi lawan berat seperti Manchester City dan Chelsea.