Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Total 86,5 juta euro atau sekitar 1,39 triliun rupiah digelontor oleh Inter di bursa transfer musim panas untuk mendatangkan tak kurang dari 10 pemain. Revolusi, itulah jargon yang bergaung kencang di markas tim berjulukan Nerazzurri tersebut.
Geoffrey Kondogbia ialah salah satu muka baru yang hadir di San Siro menjelang musim 2015/16. Eks gelandang Monaco itu bahkan merupakan rekrutan paling mahal, 30 juta euro alias lebih dari sepertiga total belanja Inter.
Kondogbia hadir atas permintaan langsung dari pelatih Roberto Mancini. Percakapan via telepon membuat gelandang yang baru berusia 22 tahun itu memalingkan wajah dari AC Milan. "Mancini akan menjadikan saya pemain yang lebih baik," katanya beberapa waktu lalu.
Harapan itu rupanya bak jauh panggang dari api, setidaknya demikian yang terlihat pada periode awal Serie A 2015/16. Kondogbia untuk sementara layak disebut sebagai salah satu pembelian paling mengecewakan. Sialnya lagi buat gelandang asal Prancis itu, Mancini seakan ikut menyalahkannya.
"Dia akan lebih baik. Kondogbia masih menyesuaikan diri dengan sepak bola Italia, yang lebih mengutamakan fisik dibandingkan di Prancis," tutur Mancini, seperti dikutip dari Corriere dello Sport.
Kondogbia memang selalu menjadi starter di tujuh duel Liga Italia musim ini. Hanya, sang pemain tak pernah bermain penuh dalam empat duel pamungkas. Terakhir, ia ditarik ke luar lapangan pada menit ke-63 saat La Beneamata bermain imbang kontra Sampdoria pekan lalu.
Mancini beralasan Kondogbia diganti karena cedera. Namun, publik sudah yakin alasan pergantian itu tak lain karena performa sang pemain yang kurang memuaskan. Kondogbia
merupakan salah satu pemain muda paling menjanjikan di Liga Prancis musim lalu. Ia adalah motor lini tengah Monaco. Kemampuannya memotong bola atau merebut si kulit bulat dari kaki pemain lawan kerap mengundang decak kagum, skill menggocek lawan tidak jarang terlihat darinya, begitu juga operan matang dan tembakan jarak jauh yang cukup mumpuni.
Lantas, bagaimana performa sang pemain kini mencapai titik nadir? Jawabannya bisa disimpulkan justru dari pernyataan Mancini. "Kondogbia masih belajar untuk bermain di bagian sisi dari tiga gelandang, di mana dia memiliki ruang yang lebih sedikit dibanding ketika bermain sebagai gelandang sentral klasik," ucap eks bos Manchester City tersebut.
Dalam tujuh pertandingan di Serie A musim ini, Mancini memang menggeser Kondogbia ke sisi kiri trio lini tengah. Pos gelandang sentral ditempati oleh Gary Medel dan belakangan menjadi milik Felipe Melo.
Hanya, bukanlah keberadaan Medel dan Felipe Melo yang membuat Kondogbia harus rela digeser ke kiri. Keputusan itu diduga karena Mancini ingin memberikan banyak kesempatan bermain bagi Fredy Guarin.
Itulah sebabnya Mancini selalu menerapkan skema tiga gelandang di Inter. Demi Guarin, Mancini sampai terpaksa menurunkan rekrutan paling mahalnya di luar posisi terbaik sang pemain. Absurd, bukan?
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Guarin merupakan pemain kesayangan Mancini. Sang pelatih bahkan sempat hendak memboyong Guarin saat menukangi Galatasaray pada musim 2013/14. Hubungan baik di antara keduanya itulah yang membuat Guarin memutuskan bertahan di Inter akhir musim lalu.
Hal itu semestinya tidak akan menjadi masalah seandainya Guarin bisa membalas favoritisme pelatihnya itu. Masalahnya, Guarin tak pernah membuktikan diri sebagai salah satu aset terbaik Tim Biru-Hitam.
Gelandang asal Kolombia itu bisa tampil bagus dalam satu pertandingan, tapi melempem di laga berikut. Guarin bahkan kerap mengalami kesulitan tampil konsisten sepanjang 90 menit.
Namun, hal itu sepertinya tidak akan berlangsung lebih lama. Sebagaimana dilansir La Gazetta dello Sport, Mancini tengah berpikir untuk mengusung skema 4-2-3-1 secara permanen.
Kondogbia bakal dipasang bersama Medel atau Felipe Melo di depan lini pertahanan. Bila hal itu terwujud, Guarin diperkirakan bakal terlempar dari tim utama.
Hal itu akan menjadi langkah pertama bagi revolusi Inter. Mancini tak boleh lagi setengah hati kendati arus perubahan bakal memakan korban pemain favoritnya.
Penulis: Andrew Sihombing