Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Nuno, vete ya! Kalimat yang berarti “Nuno, pergilah kau!” tersebut mulai rutin menggema di kalangan suporter Valencia dalam kurun waktu beberapa pekan terakhir, terutama saat klub kesayangan mereka melakoni pertandingan kandang di Mestalla.
Para Valencianista barangkali merasa kecewa setelah berkali-kali menyaksikan kegagalan tim meraih kemenangan, baik di La Liga maupun Liga Champion 2015/16. Tingkat popularitas pelatih Nuno Espirito Santo di mata mereka pun anjlok seketika.
Padahal, nama Nuno sempat begitu populer saat mengantar Valencia bersaing ketat dengan klub-klub elite Spanyol, semacam Barcelona, Real Madrid, Atletico Madrid, dan Sevilla di papan atas klasemen musim lalu.
Nuno sukses menghadiahkan tiket lolos ke Liga Champion berkat keberhasilan membawa Valencia bertengger di peringkat empat. Dia juga kerap memuji loyalitas suporter serta meminta para pemain berterima kasih atas dukungan tanpa henti di setiap pertandingan.
Belakangan, "pencitraan" Nuno sudah tak berlaku lagi karena sebagian besar Valencianista cenderung menuntut perbaikan performa. Mereka yang tidak sabar bahkan menganggap sang pelatih sebagai kambing hitam kemunduran Valencia.
Fakta mengejutkan tampak dalam sebuah jajak pendapat terkait siapa sosok paling bertanggung jawab atas keterpurukan Valencia yang terdapat di portal berita lokal, Super Deporte.
Sebanyak lebih dari 90 persen responden yang berpartisipasi memilih Nuno. Dia terbilang gagal memaksimalkan potensi rekrutan anyar berlabel mahal seperti Santi Mina (10 juta euro) dan Aymen Abdennour (25 juta euro).
Situasi semakin runyam akibat beredarnya isu keretakan di ruang ganti Valencia. Beberapa pemain dikabarkan mulai melakukan pemberontakan dan mempertanyakan efektivitas dari metode kepelatihan Nuno.
Sejauh ini, kabar miring tersebut memang belum dikonfirmasikan secara valid sehingga dapat diragukan kebenarannya. Sejumlah personel bahkan terkesan membela Nuno sewaktu mendapatkan kesempatan berbicara di hadapan publik.
Janji Berbenah
Nuno tidak tinggal diam menghadapi tekanan suporter. Dia mengaku telah mengetahui poin-poin yang perlu mendapatkan penanganan ekstra dalam upaya mengembalikan Valencia ke jalur kemenangan.
Pelatih berusia 41 tahun itu menyebutkan bahwa Valencia tengah kehilangan dua hal, yaitu fokus dalam bertahan serta sentuhan akhir sewaktu menyerang. Kekurangan tersebut begitu terlihat saat menelan kekalahan 1-3 dari Athletic Bilbao, Minggu (4/10).
“Ketika bertahan, kami begitu rapuh dan tidak efektif. Permainan buruk juga menular ke lini ofensif. Kekalahan ini adalah tanggung jawab seluruh elemen tim,” kata Nuno sebagaimana dikutip dari situs resmi klub.
Nuno lantas menjanjikan perubahan dengan memanfaatkan waktu jeda internasional selama sepekan. Segenap Valencianista tentu berharap Nuno dapat menepati janji dan menemukan kembali karakter pemenang di laga kontra Malaga pada 17 Oktober.
“Kami akan berusaha sekuat tenaga dan mencari solusi terbaik guna membenahi performa Valencia,” ujar Nuno.
Penulis: Indra Citra Sena