Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Sam Allardyce Dinilai Cocok Tangani Sunderland

By Jalu Wisnu Wirajati - Jumat, 9 Oktober 2015 | 02:12 WIB
Sam Allardyce, punya banyak pengalaman di Premier League. (Getty Images)

Sam Allardyce dianggap sosok yang tepat untuk mengambil alih peran manajer Sunderland. Mantan pelatih Black Cats, Gus Poyet, mengatakan bahwa Big Sam sebaiknya diangkat sebagai manajer berikutnya.

Sunderland saat ini hanya memertimbangkan merekrut manajer yang punya pengalaman di Premier League untuk menggantikan Dick Advocaat, yang pergi meninggalkan klub di peringkat ke-19 klasemen.

Kebetulan mantan manajer Bolton, Blackburn, Newcastle tersebut sedang menganggur. Allardyce kini berumur 60 tahun dan terakhir sempat menjadi manajer West Ham sampai Mei 2015.

"Sam Allardyce mestinya menjadi manajer Sunderland berikutnya. Akan tetapi, saya tidak tahu apakah Sam menginginkannya," kata Poyet seperti dikutip BBC.

Lebih lanjut, Poyet menyinggung bahwa Big Sam punya pengalaman di Newcastle, rival sekota di timur laut Sunderland. Akan tetapi, Allardyce hanya bertahan sembilan bulan di Newcastle karena berselisih dengan pemilik klub. Dia hengkang pada Januari 2008.

Poyet sendiri adalah pelatih yang digantikan Advocaat para Maret tahun lalu, tetapi setidaknya dia punya perpektif mendalam soal mantan klub yang diasuhnya dan Big Sam, yang merupakan teman dekatnya.

"Dia (Allardyce) tahu Premier League luar-dalam dan tahu persis apa yang dibutuhkan tim untuk bertahan di Premier League."

Sunderland butuh setidaknya lima poin untuk masuk zona aman setelah delapan pekan gagal menang dalam satu pertandingan pun musim ini. Mereka butuh manajer kedelapan dalam tujuh tahun terakhir.

Kendati begitu, Gus Poyet mengisyaratkan bahwa problem Sunderland sesungguhnya bukan pada kemampuan manajer. Poyet sendiri pernah menyelamatkan Sunderland lalu pergi dan tempatnya digantikan oleh Dick Advocaat, manajer yang semestinya tak perlu diragukan kemampuannya.

"Sudah jelas bahwa ini bukan soal manajernya. Terkadang ketika sebuah tim gagal, Anda mengganti manajer dan semua berjalan lancar dan Anda berkata, 'keputusan yang bagus',  tetapi ketika itu terjadi sebanyak empat atau lima kali, Anda harus realistis."