Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kegagalan, Pil Pahit yang Menyehatkan bagi Ihsan

By Pipit Puspita Rini - Selasa, 6 Oktober 2015 | 15:36 WIB
Ihsan Maulana Mustofa, mendapat banyak pelajaran berharga. (PBSI)

Kejutan demi kejutan yang diukir Ihsan Maulana Mustofa pada SCG Thailand Terbuka harus terhenti di final. Kegagalan ini adalah pil pahit yang menyehatkan.

Pemain berusia 19 tahun ini harus menyerah kalah kepada Lee Hyunil, pemain veteran asal Korea Selatan, di partai final. Rupanya, kecerdikan pemain asal Negeri Ginseng berusia 35 tahun itu belum mampu ditandingi Ihsan.

Laju langkah Ihsan dalam kejuaraan level grand prix gold berhadiah total 120 ribu dolar AS itu dihentikan Hyun-il. Setelah bertarung selama tiga gim, pemain Pelatnas Cipayung ini kalah, 17-21, 24-22, 8-21.

Dari kekalahan ini, Ihsan bisa memetik banyak pelajaran. Diibaratkan, ia harus menelan pil pahit, tetapi bakal menyehatkan agar ke depan makin siap.

Menurut pemain kelahiran Tasikmalaya, 18 November 1995 ini, pemain veteran Korsel tersebut adalah seteru paling berat yang harus dihadapi sepanjang kejuaraan yang berlangsung di Thunder Dome, Muangthong Thani, Nonthaburi.

“Dari segi teknik, Lee Hyun-il merupakan lawan paling berat selama turnamen ini. Apalagi dia pemain kidal. Jadi, pukulannya susah ketebak. Sebenarnya ada kans menang, tapi di gim pertama saya terlalu buru-buru. Padahal kalau bisa sabar seperti sebelumnya, pasti bisa,” tutur Ihsan.

Perjuangan

Perjalanan Ihsan melaju hingga final dilalui dengan susah payah.

Lolos dari babak pertama dengan mengalahkan pemain dari babak kualifikasi, Charongrat Nobsamrong, Ihsan kemudian harus menghadapi salah satu andalan Thailand, Tanongsak Saensomboonsuk. Ihsan menang 21-16, 21-18.

Di babak ketiga, pemain besutan klub Djarum ini menekuk Wong Zi Liang Derek pemain Singapura, yang juga merupakan pemain unggulan. Ihsan kembali menang di perempat final.