Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Saatnya Trio MSN Keluar dari Tekanan

By Suryo Wahono - Sabtu, 26 September 2015 | 18:53 WIB
Trio Messi, Suarez, Neymar, dituntut untuk memamerkan ketajaman guna mengembalikan superioritas Barcelona. (Getty Images)

Kekalahan 1-4 dari Celta adalah skor terburuk di La Liga sejak hasil serupa di tangan Real Madrid pada musim 2007/08. Masuknya empat gol pun merupakan yang ketiga di musim ini, setelah kemenangan 5-4 atas Sevilla di Piala Super Eropa, dan skor 0-4 di tangan Arhletic Bilbao di leg 1 Supercopa de Espana.

“Pada periode yang sama musim lalu, Anda semua berteriak ingin membunuh saya,” begitu ucapan Luis Enrique saat ditanya perihal situasi terkini Barcelona.

Pelatih Barcelona ini mungkin agak lebay dalam membandingkan laju Blaugrana di musim ini dengan rentetan di awal musim debutnya itu. Sebabnya, hingga pekan 8 La Liga 2014/15, Barca mampu meraup tujuh kemenangan dan satu imbang, ditambah delapan clean sheet.

Komparasi yang diberikan El Lucho jelas bombastis karena di lima pekan awal 2015/16 Barca sudah sekali menderita kekalahan dan sudah kemasukan enam biji gol.

Secara total jika digabungkan dengan hasil di Piala Super Eropa, Supercopa de Espana, dan Liga Champion, gawang Barca sudah 15 kali bobol. Namun, Enrique tampak mencoba mengembuskan kondisi serupa di Oktober musim lalu, tatkala Barca tumbang tiga kali (sekali di LC dan dua kali di La Liga).

Kala itulah sebagian sektor dari publik Camp Nou memang secara lantang menyuarakan gelombang pecat Enrique.

Kecuali Pedro Rodriguez yang hijrah ke Chelsea, materi Barca di musim ini praktis tak berubah. Secara logika Barca tak pantas menjalani musim dengan tingkat kebobolan atau kecerobohan setinggi ini. Artinya, ada yang berjalan tidak semustinya dengan tim peraih quadruple winners ini.

“Saya tak khawatir jika kami dikalahkan tim seperti Celta, yang memainkan sepak bola luar biasa apik. Mereka salah satu tim dengan permainan paling atraktif. Namun, jangan lantas menganggap bahwa saya merasa senang dengan kekalahan ini. Kami harus berkaca, menganalisis kesalahan, dan yang terpenting adalah bagaimana kami bisa segera bangkit,” kata Enrique di Marca.

45 Menit Pertama

Kekalahan 1-4 dari Celta adalah skor terburuk di La Liga sejak hasil serupa di tangan Real Madrid pada musim 2007/08. Masuknya empat gol pun merupakan yang ketiga di musim ini, setelah kemenangan 5-4 atas Sevilla di Piala Super Eropa, dan skor 0-4 di tangan Arhletic Bilbao di leg 1 Supercopa de Espana.

Jika ditarik garis merah dari rangkaian hasil-hasil di musim ini, bisa diambil kesimpulan bahwa Barca masih mengalami problema dalam hal menjebol gawang lawan di 45 menit pertama. Di lima pekan La Liga 2015/16, Barca sama sekali tak bisa masuk score sheet di babak pertama.

Melawan Bilbao, gol Barca baru datang pada menit ke-54. Begitu pula ketika bertemu Malaga (menit ke-73), Atletico Madrid (55’ dan 77’), Levante (50’, 56’, 61’, dan 90’), serta Celta (80’).

Keberhasilan mencetak gol di babak I hanya muncul saat berlaga di Piala Super Eropa (7’, 16’, dan 42’), leg 2 Supercopa (43’), dan matchday 1 LC (21’).

Sabtu (26/9), Las Palmas datang bertamu ke Camp Nou. Di atas kertas, kubu asal Kepulauan Canary ini menjadi lawan terlemah, lantaran status mereka sebagai tim promosi. Trio Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar, yang baru mengemas tujuh gol di La Liga, harus bisa menjawab tantangan Enrique menyoal isu segera bangkit.

Hanya, trio MSN juga harus memastikan mereka tak membuang peluang layaknya di Balaidos, rumah Celta. Hujan kans hanya sekali yang berujung gol, sedangkan sisa enam peluang terbuang percuma terakibat dihalau kiper Celta.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa