Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
sebut sebagai reinkarnasi ganda-ganda tangguh didikan klub Jaya Raya.
Pada laga puncak di GOR Sasana Among Raga, Yogyakarta, Minggu (20/9), Ikar/Reza, sapaan akrab pasangan besutan klub Jaya Raya itu, tampil solid saat menekuk Li-Wei Po/Ming-Tse Yang (Taiwan), 21-9, 21-16.
Kemenangan yang dipetik Ikar/Reza itu pun sekaligus memastikan pemain tuan rumah kembali menyapu bersih lima gelar juara, seperti pada ajang serupa di Surabaya 2014.
“Syukurlah kami bisa menang dan memastikan Indonesia merebut semua gelar juara dalam kejuaraan ini,” ujar Reza, pemain kelahiran Blitar, 6 Agustus 1998.
Bagi Ikar/Reza, kemenangan yang dipetik di Kota Gudeg ini terasa manis. Sebelumnya, ganda muda berbakat ini hanya menjadi finalis Djarum Sirnas Jateng Terbuka di Magelang, Agustus.
Prestasi yang lain, mereka hanya menjadi semifinalis pada ASEAN School Championship 2015 dan Djarum Sirnas di Jakarta. Tangga serupa didaki pada seri Djarum Sirnas di Solo dan Bali 2014.
Reinkarnasi Menurut pelatih ganda Jaya Raya, Anggun Nugroho, Ikar/Reza memang memiliki potensi besar. Sejak dipasangkan pada 2014, penampilan duo ini makin meningkat.
Memang sejauh ini keduanya belum bisa mendominasi berbagai kejuaraan kelas junior di Tanah Air. Namun, melihat kualitas individu, Ikar/Reza sangat menjanjikan.
“Kedua pemain ini memiliki potensi bagus. Makanya, ini adalah tantangan bagi kami untuk bisa mengangkat mereka kelak bisa menjadi ganda-ganda tangguh seperti yang pernah dilahirkan klub Jaya Raya,” ujar Anggun, mantan penghuni Pelatnas Cipayung.
Jaya Raya memang memiliki tradisi hebat. Klub yang lahir tahun 1975 ini mampu melahirkan gandaganda putra kelas dunia. Di antaranya Candra Wijaya/Tony Gunawan yang menyabet emas Olimpiade Sydney 2000. Pencapaian mereka diteruskan oleh Markis Kido/Hendra Setiawan yang juga sukses merebut emas di Olimpiade Beijing 2008.
“Saya memang termotivasi untuk mengikuti jejak prestasi para senior. Saya pun ingin berprestasi di level dunia,” ujar Ikar, pemain kelahiran Ternate, 26 Januari 1998.
Penulis: Broto Happy W.