Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tim Indonesia akan ditantang Vietnam pada babak pertama Piala Davis Grup II Zona Asia Oseania, 4-6 Maret 2016. Indonesia menjadi tuan rumah di laga ini.
Hasil ini didapat setelah pengundian yang dilakukan bersamaan dengan Annual General Meeting Federasi Tenis Internasional (ITF) di Santiago, Cili, Rabu (23/9) lalu.
Tim Indonesia pernah bertemu dengan Vietnam pada 28-20 Maret 1970 di Saigon yang kini bernama Ho Chi Minh City, Vietnam. Saat itu, Indonesia yang diperkuat Atet Wiyono dan Gondo Widjojo kalah telak 0-3.
“Partai kedua negara ini bakal sangat menarik. Kedua negara Asia Tenggara ini akan menggunakan laga ini sebagai bagian persiapan menuju SEA Games 2017 di Malaysia,” kata Wakil Sekjen PP Pelti, Goenawan Tedjo Sutikno, yang ikut hadir dalam pertemuan tahunan ITF tersebut.
Jika berhasil mengalahkan Vietnam, Indonesia akan menantang pemenang pertandingan Thailand vs Sri Lanka. Sebaliknya, jika kalah, Indonesia harus berhadapan dengan tim yang kalah dalam pertandingan tersebut di babak relegasi play-off dan Indonesia harus menang jika ingin bertahan di grup II Zona Asia Oseania ini.
Sejauh ini, prestasi Indonesia di ajang Piala Davis lebih bersinar dibanding Vietnam. Indonesia pernah hadir hingga babak grup dunia, sementara prestasi terbaik Vietnam adalah semusim mencicipi grup dua Asia Oseania pada 2014.
Tahun ini, Vietnam hadir sebagai tim promosi setelah memenangi grup III zona Asia Oseania. Meski demikian, Christopher Rungkat dkk. tak boleh meremehkan Vietnam. Publik tenis Negeri Paman Ho sedang dilanda euforia setelah pemain junior mereka, Nam Hoang Ly, sukses menjadi juara ganda putra turnamen grand slam junior, Wimbledon tahun ini.
Hoang Ly berpasangan dengan petenis asal India, Sumit Nagal. Hoang Ly harus diwaspadai oleh tim Piala Davis Merah-Putih.
Sementara itu petenis junior Indonesia, Rifanty Dwi Kahfiani, tersingkir di perempat final China Junior 15 di Guangzhou, Tiongkok, Kamis (24/9). Rifanty kalah dari unggulan pertama asal Tiongkok, Jia Qi Ren, 2-6, 1-6. Rifanty memang kalah telak di dua set tersebut, tetapi perebutan angka per gimnya sebenarnya berlangsung ketat.
“Saat angka-angka penting dia lebih berani,” ujar Rifanty, yang langsung menuju Beijing untuk mengikuti seri berikutnya.
Penulis: Roosyudhi Priyanto