Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Ketika Manchester United sukses meredam Southampton pada pekan lalu, sebenarnya bukan hanya striker Anthony Martial yang bikin heboh. Kiper David De Gea pun membuat bising Premier League karena anak Spanyol itu tampil fantastis.
Kubu lawan bahkan sampai menyempatkan diri untuk angkat topi kepada De Gea. Pada laga tersebut, Manajer Southampton, Ronald Koeman, menyatakan kepada media bahwa timnya tersungkur bukan karena kualitas United, tapi penampilan luar biasa De Gea.
Pujian itu tak pelak semakin menegaskan mengapa Real Madrid sampai setengah mati berniat menggaet De Gea. Sebaliknya, Setan Merah mati-matian mempertahankannya.
“Kami melalui periode transfer rumit dengan Real Madrid dan hal tersebut bukan tanpa tujuan. Inilah alasan mengapa saya mempertahankannya,“ kata Manajer United, Louis van Gaal.
Pada Sabtu (26/9) pekan depan, United akan bertemu Sunderland di Old Trafford. Di atas kertas, United sangat berpeluang menambah angka penuh dan prediksi yang sekarang beredar ialah Setan Merah punya kesempatan besar bertarung di jalur juara.
Kembalinya De Gea menjadi kiper utama dan performa bagusnya bisa memberikan angin segar kepada tim. Meski begitu, legenda kiper United, Peter Schmeichel, mengingatkan bahwa konsistensi merupakan musuh utama kiper.
“Apalagi De Gea masih berusia muda. Jadi, ketenangan psikologisnya harus dijaga oleh tim,” kata Schmeichel.
Menguntungkan Spanyol
Pada pekan lalu, status kiper fantastis ternyata bukan hanya milik De Gea. Kiper West Ham, yang kebetulan sama-sama berasal dari Spanyol, yaitu Adrian San Miguel del Castillo, juga ikut menggegerkan Premier League.
Adrian menjadi pahlawan ketika West Ham sukses menorehkan kekalahan pertama buat Manchester City di EPL, sekaligus mengakhiri rekor 11 kemenangan beruntun The Citizens di liga domestik.
Performa Adrian diakui menjadi kunci dari kegagalan City mencetak banyak gol pada pertandingan tersebut. Terhitung peluang emas Fernandinho, Yaya Toure, dan Nicolas Otamendi semuanya gagal.
Penampilan apik Adrian telah membawanya pula ke timnas Spanyol. Jika De Gea merupakan kiper kedua di timnas Spanyol setelah Iker Casillas, maka Adrian adalah penjaga gawang ketiga.
Dengan makin bertambahnya usia Casillas, De Gea akan naik pangkat ke posisi utama dalam waktu tidak lama lagi, begitu juga Adrian ke posisi kedua.
Menyimak fakta tersebut, boleh dibilang betapa beruntungnya United dan West Ham memiliki kiper-kiper hebat. Namun, dari bisik-bisik yang terdengar, dalam kondisi itu sebenarnya timnas Spanyol yang paling beruntung.
Kiper-kiper andal mereka bersekolah di liga hebat sekelas Premier League. Sementara timnas Inggris sendiri malah kekurangan talenta kiper jempolan.
Penulis: Dedi Rinaldi
Martial Bisa Konsisten
Anthony Martial menjadi semangat baru di kubu Manchester United. Anak muda berusia 19 tahun itu langsung menggebrak sejak diberi kesempatan debut oleh pelatih Louis van Gaal. Satu gol diciptakannya dalam laga sengit kontra tim rival Liverpool dan bertambah dua gol ketika menghadapi Southampton pada akhir pekan lalu.
Memang ada kekhawatiran bahwa performa Martial itu cuma sesaat. Terlebih mengingat usianya yang masih sangat belia itu. Namun, dari apa yang diperlihatkan di tiga pertandingan awal bersama Setan Merah, Martial punya potensi untuk bersinar dalam jangka panjang.
Wayne Rooney harus ikhlas bila saat ini justru Martial yang menjadi harapan gol. Toh sebenarnya Rooney sekarang lebih cocok bermain pada posisi di belakang striker. Rooney mendapat kendala usia bila dipaksakan menjadi ujung tombak. Padahal, visi bermainnya masih sangat paten dan lebih bermanfaat sebagai penyuplai.
Hasan Diro
Fan Man. United