Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Arema Bertumpu Pada Kone dan Gonzales

By Ary Julianto - Kamis, 1 Oktober 2015 | 22:26 WIB
Cristian El Loco Gonzales, akan mendapatkan pasangan duet baru di semifinal.

Untuk kali kedua di Piala Presiden 2015, Arema Cronus bertemu dengan Sriwijaya FC. Namun duel kali ini akan lebih panas. Kini keduanya memperebutkan satu tiket ke final. 

Arema Cronus mendapat kesempatan lebih dulu menjadi tuan rumah leg pertama 3 Oktober besok. Faktor bermain di Kanjuruhan membuat Cristian Gonzales dkk lebih diunggulkan. Apalagi saat pertemuan di Grup B lalu Arema menang 3-1 atas Laskar Wong Kito.
Namun, pelatih Arema Joko Susilo menilai kali ini tak akan mudah untuk menang besar. Apalagi kekuatan Arema tereduksi dengan absennya striker gesit Samsul Arif dan Ferry Aman Saragih yang terkena akumulasi kartu. Ditambah lagi Ahmad Bustomi juga tak bisa main lagi karena menunaikan ibadah haji.
"Kondisi ini membuat kami sulit. Harapan kami sekarang ada pada semangat pemain. Kalau mereka fight tentu bukan hal yang mustahil untuk menang," kata pelatih yang akrab disapa Getuk ini.
Dari materi lemain yang ada sekarang, senjata Arema untuk menang bertumpu pada Cristian Gonzales dan Lancine Kone. Kebetulan keduanya adalah top skor Arema saat ini dengan masing-masing mengemas tiga gol.
Gonzales tengah on fire setelah mencetak hattrick di leg kedua perempat final melawan Bali United Pusam. Sedangkan Kone, pemain yang mencetak dua gol saat pertemuan pertama lawan Sriwijaya di fase grup. Dia juga mantan pemain tim asal Palembang itu musim lalu. "Saya selalu ingin berikan yang lebih untuk Arema. Kalau bisa cetak gol lagi akan saya lakukan," kata Kone.
Besar kemungkinan Kone didorong ke depan mengisi posisi Samsul sebagai pasangan duet baru Gonzales. Sedangkan lini tengah dibuat lebih bertenaga dengan pemain pekerja keras seperti Juan Revi, Hendro Siswanto, I Gede Sukadana dan Morimakan Koita. "Yang jelas harus ada komposisi dan taktik baru. Karena Sriwijaya sudah tahu permainan kami," ucap Getuk.
Namun, ada satu hal lagi yang diwaspadai tim pelatih Arema. Yaitu mental pemain. Dia khawatir anak buahnha terbebani jika bermain di kandang lebih dulu. "Biasanya ada rasa inginsegera menang dan cetak gol. Itu malah membuat kacau dan sering terburu-buru dalam menyerang. Sebenarnya kami lebih senang jika away dulu," ungkap Joko.
Awalnya di semifinal Arema memang harus bertandang. Namun panitia mengubahnya. Karena di Palembang cuaca tidak memungkinkan dengan gangguan asap pembakaran lahan. 

Arema Cronus mendapat kesempatan lebih dulu menjadi tuan rumah leg pertama 3 Oktober besok. Faktor bermain di Kanjuruhan membuat Cristian Gonzales dkk lebih diunggulkan. Apalagi saat pertemuan di Grup B lalu Arema menang 3-1 atas Laskar Wong Kito.

Namun, pelatih Arema Joko Susilo menilai kali ini tak akan mudah untuk menang besar. Apalagi kekuatan Arema tereduksi dengan absennya striker gesit Samsul Arif dan Ferry Aman Saragih yang terkena akumulasi kartu. Ditambah lagi Ahmad Bustomi juga tak bisa main lagi karena menunaikan ibadah haji.

"Kondisi ini membuat kami sulit. Harapan kami sekarang ada pada semangat pemain. Kalau mereka fight tentu bukan hal yang mustahil untuk menang," kata pelatih yang akrab disapa Getuk ini.

Dari materi lemain yang ada sekarang, senjata Arema untuk menang bertumpu pada Cristian Gonzales dan Lancine Kone. Kebetulan keduanya adalah top skor Arema saat ini dengan masing-masing mengemas tiga gol.

Gonzales tengah on fire setelah mencetak hattrick di leg kedua perempat final melawan Bali United Pusam. Sedangkan Kone, pemain yang mencetak dua gol saat pertemuan pertama lawan Sriwijaya di fase grup. Dia juga mantan pemain tim asal Palembang itu musim lalu. "Saya selalu ingin berikan yang lebih untuk Arema. Kalau bisa cetak gol lagi akan saya lakukan," kata Kone.

Besar kemungkinan Kone didorong ke depan mengisi posisi Samsul sebagai pasangan duet baru Gonzales. Sedangkan lini tengah dibuat lebih bertenaga dengan pemain pekerja keras seperti Juan Revi, Hendro Siswanto, I Gede Sukadana dan Morimakan Koita. "Yang jelas harus ada komposisi dan taktik baru. Karena Sriwijaya sudah tahu permainan kami," ucap Getuk.

Namun, ada satu hal lagi yang diwaspadai tim pelatih Arema. Yaitu mental pemain. Dia khawatir anak buahnha terbebani jika bermain di kandang lebih dulu. "Biasanya ada rasa inginsegera menang dan cetak gol. Itu malah membuat kacau dan sering terburu-buru dalam menyerang. Sebenarnya kami lebih senang jika away dulu," ungkap Joko.

Awalnya di semifinal Arema memang harus bertandang. Namun panitia mengubahnya. Karena di Palembang cuaca tidak memungkinkan dengan gangguan asap pembakaran lahan.