Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Gomis, Striker Haus Gol dengan Catatan Medis Buruk

By Jalu Wisnu Wirajati - Senin, 31 Agustus 2015 | 01:03 WIB
Bafetimbi Gomis (Stu Forster/Getty Images)

Striker Swansea City, Bafetimbi Gomis, tampil sangat mengesankan pada empat laga perdana Premier League musim 2015-16. Pemain asal Prancis itu selalu sukses mempersembahkan gol bagi The Swans dalam empat pertandingan awal, meski sebelumnya memiliki catatan medis yang buruk.

Lima dari delapan poin yang saat ini dimiliki Swansea berhasil didapat berkat gol yang dipersembahkan Gomis pada setiap laga. Pemain berusia 30 tahun itu juga sudah mencetak sembilan gol dalam 10 penampilan terakhir Swansea di Premier League.

Gomis yang musim lalu hanya mampu mencetak tujuh gol dari 31 pertandingan Swansea, ternyata memiliki rahasia tiba-tiba melejit menjadi salah satu momok menakutkan bagi pertahanan lawan. Ternyata pada Juni 2015 lalu, pemain kelahiran 6 Agustus 1985 itu menjalani detoksifikasi dan berusaha keras menurunkan berat badan di sebuah pusat perawatan bernama Henri Chenot.

Di spa yang berada di Italia itu Gomis melakukan segala hal untuk mendapatkan tubuh ideal, termasuk membuang lemak di tubuhnya. Demi semua itu, Gomis rela mengeluarkan dana 4 ribu poundsterling (sekitar 87 juta rupiah) selama satu minggu berada di sana. Hasilnya? Tidak mengecewakan!

"Seperti yang biasa kita katakan, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Semua ini sangat sulit, tetapi penting bagi tubuh dan pikiran," ujar Gomis kepada Mirror.

"Saya bekerja keras pada musim panas supaya kembali fit. Tujuan saya adalah mencetak banyak gol dibandingkan tahun lalu dan memperlihatkan sisi yang berbeda dari diri saya di Swansea," lanjut pemilik selebrasi gol "Black Phantom" itu.

Sebelumnya, Gomis juga sempat memiliki catatan medis yang buruk sebagai seorang atlet. Ia diduga memiliki gangguan pada respon dan refleks vasovagal yang.

Dikutip dari Kerjanya.net, respons dan refleks vasovagal merupakan suatu mekanisme tubuh yang ditimbulkan karena adanya rangsangan terhadap saraf vagus. Saraf vagus adalah bagian dari 12 sistem saraf kepala (Cranial Nerve) yang berfungsi dalam mengatur berbagai macam organ di dalam tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, kerongkongan, dan pencernaan.

Salah satu dampaknya adalah jantung menjadi lebih lambat dalam mempompa darah untuk sampai ke otak menajdi berkurang. Hal tersebut akan mengakibatkan otak kekurangan oksigen dan penderita bisa mengalami pingsan dan juga stres.

Jika saja Gomis tidak mengidap gangguan tersebut, jumlah 155 gol yang berhasil ia cetak di sepanjang kariernya bersama Saint-Etienne, Olympique Lyonnais, Swansea City, dan tim nasional Prancis bisa saja menjadi berlipat ganda. Bukan tidak mungkin juga pemain kelahiran La Seyne-sur-Mer, Senegal, itu akan mejadi ujung tombak andalan Les Blues dan berkarier di salah satu klub terbesar di Eropa.