Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Duka mendalam masih dirasakan oleh dr Dheka Haryoko Putra. Dia adalah putra tunggal mendiang pelatih Arema Cronus Suharno. Setelah 40 hari meninggalnya sang ayah, Deka masih merasa syok.
Kini, dia pun mengambil keputusan untuk mundur dari dunia sepak bola. Sebab, pria 28 tahun itu sebelumnya menjabat sebagai dokter tim Bali United Pusam (BUP).
Sejak meninggalnya Suharno pada 19 Agustus 2015 lalu, Dheka sudah tak kembali lagi ke Bali. Sementara itu, waktu dia memilih tinggal di Blitar. "Sekarang saya fokus lebih dekat dengan keluarga saja. Karena tinggal ibu sama eyang putri yang harus saya jaga. Setiap hari sekarang masih ke makam bapak," katanya.
Tapi, bukan berarti dia tidak mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia. Deka masih menyempatkan waktunya untuk menonton sepak bola lewat layar kaca. Terutama jika Arema Cronus atau Bali United yang bermain.
Namun saat semifinal leg kedua yang mempertemukan kedua tim itu di Bali, dia tidak sempat menyaksikan pertandingannya. Karena Dheka harus mengikuti acara 40 hari sang ayah.
"Saya ikuti lewat berita pertandingan itu. Bagaimana lagi, saya ini kan masih punya darah sepak bola. Jadi masih kecanduan lihat sepak bola," kenangnya.
Sebenarnya, pertemuan antara Bali United dengan Arema Cronus juga mengingatkan masa-masa sang ayah masih hidup. Tiga kali pertandingan Arema dan Bali sebelumnya mempertemukan Dheka dengan Suharno di lapangan sebagai lawan.
Meski bermusuhan di lapangan, keduanya semakin akrab usai pertandingan. Karena Dheka selalu menemui sang ayah di hotel ketika Arema main di Bali atau Banyuwangi beberapa waktu lalu. "Momen itu akan selalu terkenang dan jadi bagian terindah dalam hidup," tegasnya.