Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fernando Lempar Janji untuk Man. City

By Caesar Sardi - Senin, 21 September 2015 | 15:00 WIB
Fernando, mengambil hikmah dari musim pertama di City. (Yuri Kadobnov/AFP)

Sejak datang ke Stadion Etihad pada awal musim lalu, Fernando bukan sosok favorit buat para pendukung Manchester City. Ia bahkan kerap dijadikan kambing hitam oleh para fan The Citizens.

Fernando resmi ditarik City dari FC Porto pada 25 Juni 2014. Namanya mirip dengan pemain City lain, Fernandinho, sehingga orang harus berhati-hati agar tidak salah, karena secara fisik keduanya juga hampir sama.

Cedera otot besar sempat mengganggu Fernando musim lalu. Beradaptasi dengan sepak bola dan kehidupan di Inggris juga bukan hal yang mudah.

Ia terkendala soal bahasa dan membutuhkan jasa penerjemah. Kini, ia mengaku masih ada kesulitan dengan komunikasi, tapi terus berusaha keras untuk belajar bahasa Inggris.

Perannya di lini tengah juga diharapkan lebih banyak lagi setelah City ditinggal Frank Lampard ke klub induknya, New York City FC, dan James Milner ke Liverpool, serta Fabian Delph tengah cedera.

Pelatih Manuel Pellegrini belum menurunkan pemain berusia 28 tahun itu di musim ini karena kondisi fisiknya dinilai belum fit benar.

Tapi, Fer nando sudah ditem patkan di bangku cadangan ketika menghadapi Juventus di Liga Cham pion, Selasa (15/9), dan melawan West Ham, Sabtu (19/9).

Kedua partai itu berlangsung di Stadion Etihad dan sama-sama ber akhir dengan kekalahan 1-2.

“Sekarang kondisi saya sudah sehat 100 persen. Saya sempat beristirahat untuk memulihkan diri dan ternyata memang bermanfaat. Sekarang saya ingin kembali bermain seperti sedia kala,” kata Fernando di Manchester Evening News.

“Bila pelatih meminta saya bermain, saya siap melaksanakan tugas. Jadi, kapan pun ia menginginkan saya di lapangan, saya sudah siap,” tutur mantan pemain Vila Nova itu.

Ia memang mengaku kesulitan beradaptasi di Premier League pada musim pertama.

Sebagai warga Brasil yang bercuaca panas, dan kemudian bermain di Portugal, yang berhawa hangat dan bahasa yang sama, pindah ke Inggris yang dingin dengan bahasa yang berbeda diakui menjadi kendala.

“Berusaha menyesuaikan diri dengan cuaca, kota yang berbeda, bersama keluarga pula, memang selalu sulit. Tapi, saya harus mengambil pelajaran dari musim pertama di City agar bisa menjalani musim ini sebaik mungkin,” tutur Fernando.

Penulis: Rahayu Widiarti