Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Keberhasilan Persinga Ngawi tampil sebagai finalis Piala Kemerdekaan memberi efek positif bagi klub kota tetangga. Madiun Putra FC (MPFC) yang selama ini dianggap lebih ‘tua’ dibanding Persinga merasa tertinggal prestasinya. Klub berjuluk The Blue Force itu berencana membenahi manajemen sekaligus skuatnya.
Maklum, rekor MPFC tak terlalu mentereng di pentas penyisihan Grup D Piala Kemerdekaan lalu. Sang tuan rumah hanya bertengger di peringkat bawah. Kegagalan inilah yang membuat Waketum MPFC Harminto merasa tersulut.
“Kegagalan tersebut membuka mata kami. Ternyata Madiun Putra FC telah tertinggal jauh dibanding klub-klub muda yang selama ini mulai bangkit. Padahal di eks Karesidenan Madiun, kami lah yang lebih dulu muncul di pentas nasional. Apalagi kami didukung infrastruktur Stadion Wilis Madiun yang sangat representatif, namun prestasi kami seperti jalan di tempat,” tutur Harminto.
Rencananya, lanjut Harminto, skuat yang selama beberapa musim ini menjadi cikal bakal kebangkitan MPFC bakal dirombak. Mayoritas pemain sudah tak bisa dimaksimalkan lagi akibat faktor usia.
“Kami akan bekerjasama dengan Askot PSSI Kota Madiun untuk serius melakukan pembinaan usia muda. Kami tak punya pemain asli Madiun yang masih belia. Kalau kami terus menerus mengambil pemain dari luar, jelas biayanya akan lebih besar. Sementara Ngawi sukses membina anak-anak muda,” ucap Harminto.
Selain di sektor pemain, tim pelatih pun akan disentuh. Selama beberapa musim terakhir, MPFC yang diarsitek Wahyudi tak pernah mengukir prestasi bagus.
“Pelatih lokal bagus secara historis dan kedekatan emosional. Tetapi, kami akan merombaknya demi mengejar prestasi bila tak ada kemajuan signifikan. Jika kompetisi digelar, kami harus berani mengambil langkah strategis agar MPFC tak makin tertinggal,” kata Harminto.