Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manchester City dipaksa kembali berpijak ke bumi setelah menelan kekalahan dari Juventus di Liga Champion (15/9).
Manchester City gagal menularkan performa fantastis dalam start di Premier League 2015/16 ke Liga Champion.
Modal menuai lima kemenangan beruntun di liga tak cukup menghindarkan The Citizens dari kekalahan 1-2 di tangan Juventus.
Terlepas dari taktik brilian lawan, kubu Si Kaya dari Manchester itu punya masalah lama yang lagi-lagi datang.
Kebiasaan start buruk City di kompetisi antarklub Eropa terjadi karena mereka belum mampu menghilangkan ketergantungan terhadap para andalan lawas.
"Inilah skuat City seperti musim-musim sebelumnya. Isinya masih pemain yang sama," begitu tulis Telegraph menyoroti kekalahan pasukan Manuel Pellegrini dari Juve.
Media mempertanyakan keputusan Pellegrini baru memainkan Kevin de Bruyne pada 20 menit terakhir laga.
Padahal, pemain lincah Belgia itu diharapkan dapat memberikan perbedaan di skuat City tatkala melakoni duel-duel level tinggi.
"Kenapa De Bruyne, sang manusia berharga 54 juta pound, duduk di bangku cadangan? Meninggalkan De Bruyne dari susunan starter membuat Pellegrini menjadikan dirinya sendiri sebagai target," ujar kolumnis James Robson di Manchester Evening News.
Kuartet Pilar
Pellegrini jelas punya pertimbangan saban menentukan susunan pemain. Namun, peramu taktik asal Cile itu tak bisa berkelit dari fakta timnya seperti belum siap meledak tanpa jagoan lama.
Para jagoan yang dimaksud ialah sederet pilar yang konsisten menjadi tulang punggung tim beberapa musim terakhir. Kiper Joe Hart, serta kuartet Yaya Toure, Vincent Kompany, David Silva, dan Sergio Aguero ialah andalan yang dimaksud.
Keempat pemain itu disebut kunci mengingat kontribusi pentingnya bagi tim. Mereka pun memuncaki sejumlah daftar statistik vital City di EPL musim ini.
Yaya, Kompany, David Silva, dan Aguero memang diturunkan menghadapi Juventus, tapi Pellegrini belum mendapati personel lain ikut menonjol ketika para jagoan itu tidak berada di kondisi terbaik.
Alvaro Morata mencetak gol penentu kemenangan Juve ketika Kompany sudah ditarik keluar.
Sang kapten menyaksikan gol Morata dari bangku cadangan sambil mengompres betisnya yang mengalami cedera. Pengganti Kompany, Nicolas Otamendi, gagal tampil memikat.
Ketinggalan skor memaksa Pellegrini memasukkan Aguero guna menggenjot serangan. Namun, hal itu risiko besar mengingat Aguero baru saja pulih dari cedera.
Pelapisnya, Wilfried Bony, dalam sorotan tajam karena gagal mengubah segudang peluang menjadi gol. Bony belum juga mencetak gol dalam lima partai musim ini.
Tanpa bomber yang efektif, sodoran umpan-umpan matang dari kreator sekelas David Silva pun seperti percuma.
Raheem Sterling dipuji meningkatkan kecepatan dari sisi penyerangan tim. Namun, eks pemain Liverpool itu dikritik karena belum memperbaiki masalah penyelesaian akhir yang buruk.
Toure masih prima mengomandoi lini tengah. Cuma, dia sudah berusia 32 tahun. Pellegrini tak bisa terus mengandalkan gelandang "raksasa" itu untuk jangka waktu lama.
Menjadi wajar apabila para petinggi City melirik gelandang muda Juve, Paul Pogba (22), sebagai penerus paling potensial bagi Yaya.
Ironis, Pogba ialah sosok yang memicu kekalahan City. Umpan jauh yang brilian darinya kepada Mario Mandzukic berujung gol perdana Juve di kandang Citizens malam itu.
Problem ketergantungan sudah tampak, tapi awak City yakin mereka bisa segera bangkit sambil menanti kontribusi para pemain baru.
"Saya mengerti orangorang akan menarik kesimpulan setelah kekalahan kami dari Juventus. Namun, saya merasa musim ini akan berjalan berbeda dari periode sebelumnya. Klub tidak panik karena hasil ini," ucap Kompany di Manchester Evening News.
Penulis: Beri Bagja