Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Tampaknya Suganda memang berjodoh dengan Kalteng. Selama empat tahun terakhir, pria asal Malang, ini akrab dengan sepak bola provinsi ini. Sejak dipercaya menukangi tim Pra PON Kalteng pada kualifikasi PON Riau 2011 lalu, Suganda tetap bertahan di daerah berjuluk Isen Mulang itu.
Setelah gagal mengantar Kalteng ke Riau, Suganda melatih klub PU Putra Palangkaraya yang berlaga di Liga Nusantara. Klub ini dibawa hingga ke babak delapan besar nasional mewakili Kalimantan.
"Tampaknya saya memang berjodoh dengan daerah ini. Bagi saya, bekerja di mana pun sama saja. Yang penting bagaimana kita memberikan yang terbaik, bukan menuntut dari apa yang sudah kita kerjakan. Biarlah orang lain yang menilai kinerja kita," tutur Suganda.
Bagi Suganda, melatih Kalteng merupakan tantangan. Pasalnya, perkembangan sepak bola wilayah ini tertinggal dibanding provinsi lain di Kalimantan, seperti Kaltim dan Kalsel. Padahal banyak potensi berbakat yang belum tersentuh.
"Wilayah Kalteng sangat luas, sehingga pembinaan dan pencarian bakat cukup sulit. Kami pernah memanggil 25 pemain untuk seleksi tim Pra PON yang berasal dari daerah di Kalsel, tetapi dari jumlah itu hanya ada delapan pemain yang layak pakai," ungkap Budi Yantoro, manajer tim Pra PON Kalteng.
Untungnya, banyak pemain asal Malang di klub PU Putra binaan Suganda. Hal ini membuat tim Pra PON Kalteng cepat terbentuk.
"Tim ini memang pendek persiapannya karena kami juga mendadak dapat kabar kalau kualifikasi cabor sepak bola akan diputar. Agar efektif, kami tunjuk Suganda yang pernah menangani tim PON Kalteng 2011 lalu. Apalagi banyak pemain didikannya asal Malang di klub PU Putra," kata Budi Yantoro.