Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Arsenal Lautan Merah

By Caesar Sardi - Jumat, 25 September 2015 | 13:05 WIB
Aaron Ramsey, sektor tengah Arsenal dilarang cedera dan mendapat kartu merah. (Paul Gilham/Getty Images)

100 Arsenal di bawah Manajer Arsene Wenger.

Tak pelak, saat itu Wenger benar-benar merasa dua kali tertimpa kesialan. Selain dihantam kekalahan 0-2 dari Muenchen, Wenger juga kejatuhan rekor mengenaskan berupa koleksi kartu merah ke-100 sejak ia menangani The Gunners pada 1996.

Torehan kartu merah tersebut mau tidak mau membuat Wenger harus menerima predikat bahwa Arsenal merupakan tim yang garang.

Jelas Wenger tidak bahagia dengan fakta tersebut. Berdasarkan catatan statistik Opta, koleksi 100 kartu merah tersebut didapatkan dari semua kompetisi saat melawan 42 tim berbeda dan 50 pemain yang berbeda pula.

Pekan lalu, Wenger seolah kembali merasakan terulangnya tragedi laga melawan Muenchen. Selain kalah 0-2 dari Chelsea, dua pemain The Gunners, yaitu Gabriel Paulista dan Santi Cazorla, diusir wasit karena kartu merah.

Padahal, tiga hari sebelumnya stiker Olivier Giroud juga menerima kartu merah saat melawan Dinamo Zagreb pada partai fase grup Liga Champion.

Yang pasti, tambahan dua kartu merah kala bertemu Chelsea menjadikan Arsenal kini merupakan tim dengan koleksi kartu merah paling banyak sepanjang kompetisi Premier League, yaitu 79. The Gunners seimbang dengan Everton.

Menurut catatan statistik, pemain Arsenal era Wenger dengan koleksi kartu merah terbanyak ialah gelandang asal Prancis, Patrick Vieira. Dia menerima delapan kartu merah dalam 307 penampilan antara 1996 hingga 2005.

Sementara itu, pemain pertama yang dihukum kartu merah pada era Wenger ialah Steve Bould pada November 1996 saat bertemu Liverpool dalam ajang Piala Liga Inggris. Pertandingan tersebut merupakan laga kesembilan Wenger sejak menjadi Manajer Arsenal.

Kini, Bould selalu menemani Wenger di setiap pertandingan sebagai asisten. Jadi, hati Bould pun merasa tersiksa ketika dua pemain Arsenal diusir oleh wasit saat bertemu Chelsea. “Saya merasakan kepedihan diusir dari lapangan, tapi ini memang pertandingan keras dan penuh provokasi,” kata Bould.

Kembali Berbenah

Meskipun terpukul, Wenger mesti segera mempersiapkan timnya untuk melanjutkan hidup. Kejadian tersebut harus segera terhapus dari benak pemain karena pada Sabtu (26/9) Arsenal berkunjung ke Leicester City, tim yang tengah bercokol di peringkat tiga klasemen.

Tiga hari sebelum pertandingan itu, Arsenal juga dihadapkan pada pertandingan yang berat. Mereka menghadapi Tottenham di White Hart Lane pada babak ketiga Piala Liga Inggris. Pertandingan itu berlangsung di luar tenggat cetak Tabloid BOLA edisi ini.

Wenger paham bahwa Leicester tengah dilanda euforia karena secara konsisten mampu stabil di wilayah empat besar. Kinerja Leicester di tangan Claudio Ranieri bahkan telah mampu menyumbang pemainnya ke timnas Inggris, yaitu Jamie Vardy.

Ranieri mendorong pemainnya untuk memainkan pertahanan pragmatis dan menyerang dengan penuh kelicikan ala Italia. Jadi, mungkin saja level Arsenal di atas Leicester, tetapi untuk mendapat angka tidaklah mudah.

Kabarnya, Ranieri punya “diplomasi piza” untuk merangsang pemainnya, terutama di sektor belakang. “Saya bilang kepada para pemain jika tim meraih hasil clean sheet, saya akan mentraktir piza untuk semua orang. Namun, rasanya mereka menunggu saya untuk meningkatkan tawaran. Baiklah, piza dan hot dog,” kata Ranieri, seperti dilansir The Age.

Selain itu, Ranieri juga paham mengenai status Arsenal sebagai tim yang galak. Bisa jadi Ranieri tidak segan untuk mendorong pemainnya berlakon provokatif ala striker Chelsea, Diego Costa, yang membuat Gabriel diusir wasit.

Apalagi di mata Ranieri, sesuatu yang sudah ada pasti akan terulang. Dalam arti Arsenal, yang kerap mendapatkan kartu merah di bawah asuhan Wenger, selalu berpotensi mendapatkannya kembali.

Tentunya Wenger harus menyimaknya dengan serius karena musuh telah melihat cara lain untuk merusak Arsenal. Apalagi dalam hal materi pemain, kehilangan gelandang Cazorla saat melawan Leicester berarti jauh lebih besar ketimbang Arsenal bermain tanpa Gabriel.

Ditambah masih cederanya Jack Wilshere membuat sektor tengah Arsenal menjadi minim pilihan. Apalagi Arsenal juga bertarung di ajang Liga Champion. Karena itu, selain dilarang cedera, sektor tengah The Gunners juga harus menghindar dari kemungkinan memperoleh kartu merah.

Penulis: Dedi Rinaldi