Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Asal-Usul Istilah Lollipop

By Caesar Sardi - Rabu, 16 September 2015 | 16:05 WIB
Lollipop Man. (Mark Thompson/Getty Images)

Sebuah tanda berupa bundaran di ujung galah di depan pembalap saat melakukan pitstop. Fungsinya adalah memberikan informasi kepada pembalap kapan bisa kembali melaju setelah melakukan pengisian bahan bakar atau penggantian ban.

Inilah pengertian lollipop dalam situs resmi Formula 1. Orang yang membawa papan bundar dan berdiri di depan driver saat pitstop dikenal sebagai lollipop man. Peran lollipop man dalam dunia balap F-1 bisa dibilang krusial. Ia harus memberikan aba-aba atau kode kepada driver. Jangan sampai gara-gara lollipop man terlalu cepat memberi kode jalan, pembalap ketiban sial. Yang terbaru dialami oleh Rubens Barrichello (Honda) pada GP Australia 2008.

Menurut situs Etymonline, lollipop pertama kali tercatat pada 1784, yang terdiri atas loll dan pop. Chamber: Essential English Dictionary mendefinisikan loll yang berarti menyandarkan (lidah atau kepala) dan pop (informal) yang berarti menaruh (sesuatu) dengan cepat.

Berdasarkan arti leksikal, Jhon M. Echols dan Hasan Shadily dalam Kamus Inggris-Indonesia menyatakan lollipop adalah gula-gula (dilekatkan ke sepotong kayu tusuk).

Kamus Webster menyatakan lollipop di antaranya bermakna tanda setopan berbentuk bulat di ujung galah. Lazimnya digunakan untuk menyetop lalu lintas saat anak-anak sekolah akan menyeberang. Istilah ini konon muncul karena ada petugas keamanan sekolah (PKS) di Inggris. Saat murid-murid sekolah akan menyeberang jalan, ada seorang petugas yang mengatur kondisi lalu lintas. Karena itu, butuh media tanda setopan yang praktis untuk memudahkan petugas.

Istilah ini kemudian menyebar dan bahkan digunakan tidak hanya di sekolah, tapi juga di jalan-jalan raya. F-1 di antaranya kemudian mengadopsi ungkapan ini. Bahkan tim Ferrari di GP Turki 2005 memperkenalkan lollipop terbaru mereka yang lain dari umumnya agar pembalap mengetahui kondisi sekitar saat pitstop, yakni dengan menggunakan kaca bak cermin.

(Penulis: Hari Susanto)