Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Duel Manchester United vs Liverpool sering membawa kekhawatiran sendiri. Wajar, duel dua tim kota tetangga tersebut juga mempertemukan dua set suporter militan.
Penulis: Defrio Wardhana (kontributor Inggris)
Pada akhir pekan kemarin, suporter lokal sempat kaget saat Greater Manchester Police menempatkan Derby North West pada jam 17:30 ketimbang jam makan siang seperti lazimnya. Namun, kemenangan Setan Merah membuat kekhawatiran tersebut sirna.
Laga antara dua rival ini memang panas dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, secara tradisional, laga ini dimainkan siang hari agar koordinasi dan pengawasan massa di sekitaran Old Trafford, tempat-tempat umum lain, serta stasiun kereta serta bus optimal.
Bahkan, orang-orang lokal yang saya tanya sampai lupa kapan terakhir kali duel ini tak dimainkan siang hari.
Hanya, dari pengamatan saya, semua akhirnya berjalan aman. Bus para suporter Liverpool memang dikawal ketat oleh polisi tapi fans Man United secara umum tak peduli dengan mereka. Para Mancunians tampaknya lebih fokus merayakan kemenangan 3-1 pasukan Louis van Gaal.
Satu lagi alasan yang membuat laga ini terhitung aman adalah pengakuan beberapa orang lokal bahwa polisi kali ini tidak agresif dalam usaha mengontrol massa. Mungkin, mereka menyadari semakin polisi mencoba mengontrol keadaan, para suporter malah terprovokasi melawan dan buat kericuhan.
Alhasil, para polisi santai saja dalam pengawasan massa walau kehadiran pihak keamanan masih sangat terasa.
Tentunya, para fans Man United masih tetap melancarkan chants-chants meledek seperti "you scouse ba***ard dan memelesetkan lagu "You'll Never Walk Alone" menjadi "You'll Never Get a Job". Akan tetapi, tak ada yang sinis dan bermuatan niat jahat dari para Mancunians. Mereka hanya melakukan ini dalam rangka adu meledek saja.
Salam dari Manchester!
Defrio Wardhana (kanan) bersama Ais Alifyandri, mahasiswa Indonesia di Inggris Raya.