Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

RETRO: Ronny Patti, Divonis malah Nonton Bola

By Caesar Sardi - Jumat, 21 Agustus 2015 | 17:00 WIB
Ilustrasi. (Dok. BOLA)

Benar adanya sepakbola merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam hidup Ronny Pattinasarany. Saat kondisi tubuh belum pulih dari derita penyakit kanker hati stadium empat, Ronny masih menjalani aktivitas keseharian dengan segala sesuatu berbau si kulit bundar.

Sejak kembali ke Tanah Air dua pekan silam selepas menjalani pengobatan di Guangzhou, Cina, Ronny hampir tak pernah punya waktu istirahat. Padahal, menurut dokter, kesembuhannya baru mencapai 25 persen.

“Saya tak bisa diam, apalagi kalau berkaitan dengan urusan bola. Sakit pun saya kesampingkan asal bisa mencium harumnya aroma lapangan hijau,” ujar Ronny, yang berat badannya turun 20 kg.

Baru beberapa hari menginjakkan kaki di Jakarta, dengan penuh semangat Ronny menyaksikan duel semifinal Liga Djarum di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Rabu (6/2).

Dia juga tak terlalu ambil pusing kala kaca mobil pribadinya hancur, korban amuk suporter. “Soal kerusakan tak saya risaukan karena asuransinya bisa diurus. Yang membuat saya prihatin adalah untuk kesekian kali perhelatan sepakbola nasional kembali memakan korban nyawa. Sudah saatnya suporter kita lebih dewasa dalam menyikapi kekalahan. PSSI maupun BLI juga harus introspeksi diri,” sentil Ronny.

Saat menjalani penyembuhan di Modern Hospital, Guangzhu, Ronny mengaku banyak merenung. “Saya merasa mendapat teguran dari Tuhan dengan munculnya penyakit ini. Sejak kedua putra saya sembuh dari narkoba beberapa tahun silam saya menjadi orang yang sangat sibuk, sampai melupakan ibadah,” cerita mantan pemain yang pada 9 Februari merayakan ulang tahun ke-59 tahun itu.

Namun, dia merasa Tuhan tetap menyayanginya dengan memberinya mukzizat kesembuhan. “Oleh dokter-dokter di RS Medistra Jakarta, saya divonis hanya bisa bertahan hidup selama sebulan. Ternyata setelah dibawa ke Cina penyakit perlahan mulai sembuh,” ujar suami Stella Maria itu.

Kanker Menjalar

Secara medis kanker yang diderita peluang sembuhnya sangat tipis karena sudah menjalar ke pankreas, lever, paru-paru, dan kandung kemih. Ia amat berterima kasih atas kebaikan berbagai pihak yang ikut membantu pembiayaan pengobatannya. Setidaknya selama sebulan masa terapi, Ronny memerlukan dana tak kurang Rp 300 juta.

“Saya berharap pemain-pemain bola profesional sekarang cermat mengelola keuangan. Jangan sampai di hari tua mereka kesulitan saat penyakit datang,” ungkap Ronny, yang akan kembali ke Cina pada 23 Februari.

Pengakuan terhadap eksistensi Ronny di dunia sepakbola datang dari presenter dan komentator olahraga di stasiun televisi Lativi (TV One). Mereka berencana memberikan penghargaan Lifetime Achievement pada sang legenda. Trofi bakal diserahkan Kamis (14/2) di sela-sela pertandingan Persija vs Ulsan Hyundai Mipo Dockyard di Stadion Lebak Bulus, untuk mengenang tewasnya anggota The Jakmania, Fathul Mulyadin.

“Ini awal dari rangkaian rencana kami melakukan berbagai kegiatan yang bermuara pada dukungan moral maupun material buat Om Ronny, yang sebagian besar hidupnya didedikasikan buat sepakbola Indonesia,” ungkap Tamara Geraldine, presenter TV One. Bahkan ke depan, gerakan moral ini juga ditujukan buat tokoh-tokoh olahraga nasional lain yang tengah menghadapi persoalan.

(Penulis: Ario Yosia)