Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
AC Milan melepas sebanyak 10 pemain di jeda pertandingan antarnegara September ini.
Mereka yang meninggalkan sentra latihan Milanello adalah Mattia De Seciglio, Andrea Bertolacci (Italia), Keisuke Honda (Jepang), Carlos Bacca, Cristian Zapata (Kolombia), Juraj Kucka (Slovakia), Alessio Romagnoli, Jose Mauri (Italia U-21), Rodrigo Ely (Tim Olimpiade Brasil), dan Davide Calabria (Italia U-20).
Kendati ditinggal cukup banyak pemain kunci, arsitek Milan, Sinisa Mihajlovic, memanfaatkan rehat kompetisi liga guna menguji kualitas sekaligus kedalaman skuat miliknya.
Kamis (3/9), Il Diavolo Rosso (Setan Merah) melangsungkan laga ekshibisi dengan kontestan Lega Pro A (divisi tiga) Mantova di Stadio Danilo Martelli.
Mihajlovic ingin beberapa anak asuhnya yang terpinggirkan dari susunan starter Milan di dua pekan perdana Serie A, bisa memakai partai uji coba dengan Mantova sebagai ajang pembuktian diri.
Kacamata awam jelas akan melihat bahwa “si anak hilang” Mario Balotelli lolos dari ujian yang diberikan Mihajlovic. Milan menaklukkan Mantova 3-2 dan Balotelli terlibat dalam dua gol kemenangan timnya.
Balotelli hanya butuh tiga menit berada di lapangan buat mencetak gol pertamanya bareng Milan musim ini.
Ia mencetak gol yang sangat identik dengan dirinya, yakni melalui tendangan keras dari luar kotak penalti.
“Saya selalu dalam kondisi bagus dan memberikan upaya maksimal seperti semua orang. Saya senang bisa mencetak gol dan memberikan assist,” kata Balotelli kepada Premium Sport.
Andai Milan masih ditukangi Filippo “Pippo” Inzaghi, sudah pasti aksi-aksi Balotelli itu akan disambut puja-puji dari sang pelatih. Inzaghi adalah tipe pelatih yang selalu ingin membesarkan hati anak asuhnya. Kala Milan mendapatkan hasil negatif, Pippo akan segera pasang badan.
“Hal yang negatif adalah hasilnya. Namun sisi positifnya adalah pemain mencoba menampilkan permainan bagus,” kata Inzaghi usai Milan asuhannya kalah 0-3 dari Olympiacos di turnamen pramusim International Champions Cup 2014.
Kecewa Pelapis
Namun, kini tak ada lagi ujaran pelipur lara khas Pippo. Pemain-pemain Milan harus segera membiasakan diri dengan pendekatan galak ala Mihajlovic.
Kemarahan yang ditumpahkan Mihajlovic usai Milan menang tak meyakinkan atas Empoli akhir pekan silam tampak belum tuntas.
Permainan anak didiknya di partai melawan Mantova membuat pelatih asal Serbia itu naik pitam.
“Jika kami berpikir akan menang karena kami Milan, kami tak akan mendapatkan apa-apa,” kata Mihajlovic.
Miha punya alasan marah-marah. Kemenangan Milan atas Mantova hanya ditentukan oleh gol penalti Luiz Adriano. Il Diavolo bahkan sempat tertinggal 1-2.
Performa pas-pasan seperti itu jelas tak akan menjadi bekal ideal Milan buat menatap laga derbi kontra Inter pekan depan.
Meski ogah menyebut nama, Miha tak ragu mengkritik standar kualitas yang ditampilkan para pelapis Milan.
“Saya ragu kepada setiap area tim. Kami tak punya alasan. Hari ini, mereka yang belum banyak bermain mendapatkan kesempatan dan mereka menunjukkan alasan kenapa mereka menjadi cadangan,” tutur Mihajlovic.
Sang pelatih mengaku hanya mengapresiasi performa dari Balotelli, Giacomo Bonaventura, Luiz Adriano, dan Riccardo Montolivo. Artinya, pemain seperti Andrea Poli, Antonio Nocerino, Alessio Cerci, dan Suso mendapatkan rapor merah dari Miha.
Mihajlovic juga punya catatan khusus untuk Balotelli. Pemakai nomor pungggung 45 dianggap masih kelebihan berat badan sekitar tiga kilogram.
“Kami bermain melawan tim Serie C. Ia tak berada dalam kondisi terbaik dan harus berkembang seperti yang lain,” kata Mihajlovic.
Milan kerap mendeskripsikan diri sebagai keluarga. Salah satu pelatih tersukses Milan, Carlo Ancelotti, selalu memosisikan dirinya sebagai teman ngobrol sekaligus figur ayah bagi para pemainnya.
Musim lalu, Inzaghi yang senantiasa melindungi pemain, dianggap gagal mendapatkan respek di ruang ganti Milan.
Siapkah Milan kini dipimpin oleh kepala keluarga galak? Karakter Miha bagai pedang bermata dua. Ia bisa saja mendatangkan kestabilan tapi juga punya risiko dimusuhi pemainnya sendiri.
Penulis: Sem Bagaskara