Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Saat melawan Malta, Kamis (3/9) Italia memasang dua regista (sutradara permainan) kembar, yakni Andrea Pirlo dan Marco Verratti.
Efek keberadaan Pirlo dan Verratti bisa dilihat dari angka persentase penguasaan bola Italia yang sangat tinggi, yakni 63 persen berbanding 37 persen milik Malta.
Namun, skor duel itu tak sejomplang persentase penguasaan bola. Gli Azzurri (Si Biru) cuma menang 1-0.
“Malta menempatkan semua orang di belakang bola dan itu tak mudah,” kata bek kanan Italia, Matteo Darmian, di Football Italia.
Di laga versus Malta, Darmian hanya memberikan nilai enam dari kemungkinan maksimal 10 atas penampilan Italia.
Meski punya sepasang otak cemerlang Verratti-Pirlo, Gli Azzurri bak tak memiliki pisau yang mampu menyayat pertahanan rapat lawan.
Situasi baru berubah saat pelatih Antonio Conte memasukkan Antonio Candreva. Gol kemenangan Italia atas Malta yang dicetak Graziano Pelle berawal dari operan silang Candreva.
Media Italia, Corrierre dello Sport, pun tak ragu memberikan nilai tertinggi (6,5) kepada Candreva.
Bulgaria, yang bakal menyambangi Renzo Barbera, Palermo, Minggu (6/9), tentu sudah mempelajari betul duel Italia vs Malta tadi.
Bulgaria bisa saja mereplika pendekatan Malta dengan menumpuk banyak pemain di daerah sendiri.
Bedanya, satu hal yang tak dimiliki Malta adalah serangan balik cepat. Italia merasakan betul lincahnya kaki-kaki pemain Bulgaria saat kedua tim berbagi skor 2-2 di Sofi a Maret silam.
Karena itu, Conte perlu memikirkan opsi memainkan Candreva sejak menit pertama saat melawan Bulgaria.
Tusukan Candreva akan ampuh buat mengurai pertahanan berlapis lawan.
Penguasaan bola yang berlarut-larut mesti dihindari Italia karena hanya akan menimbulkan celah bagi musuh untuk menginisiasi serangan balik.
Kemenangan atas Bulgaria adalah target utama Italia demi mendekatkan diri ke Euro 2016 sekaligus mengklaim status sebagai pemuncak Grup H.
Namun, kemenangan tentu akan kurang berkesan jika hanya kembali diraih dengan penampilan bernilai enam.
Penulis: Sem Bagaskara