Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Pelatih Rahmad Darmawan berpendapat denyut latihan dalam sebuah klub profesional tidak boleh berhenti. Hal tersebut merupakan tanggapan RD terhadap kebijakan manajemen Persija Jakarta yang meliburkan pemain setelah tampil di Piala Presiden 2015.
Kiprah Macan Kemayoran di Piala Presiden terhenti setelah Ismed Sofyan dan kawan-kawan menghuni dasar klasemen Grup C dengan mengoleksi dua poin. Penampilan buruk Persija ini tidak terlepas dari persiapan minim yakni selama empat hari jelang tampil pada turnamen ini.
Setelah gugur di Piala Presiden, manajamen memutuskan meliburkan pemain. Sebelumnya, manajemen Persija juga meliburkan pemainnya saat kompetisi dibekukan.
"Saya selalu mengatakan bahwa saya tidak setuju dengan keputusan klub profesional meliburkan pemainnya," kata RD kepada Kompas.com, Rabu (9/9/2015).
Menurut RD, sebagai klub profesional, sebuah tim harus tetap berkegiatan. Citra klub juga harus tetap terjaga. "Harus ada wujud klub. Apa pun wujudnya dan aktivitas latihannya," ujar pelatih asal Lampung tersebut.
Pemberian libur kepada pemain kemungkinan besar karena permasalahan finansial yang melilit manajemen Macan Kemayoran. Menurut RD, permasalahan tersebut sebetulnya bisa diselesaikan dengan berbagai cara.
"Aktivitas latihan dikaitkan dengan finansial. Bisa dibicarakan kok. Bisa saja klub menggelar pertandingan persahabatan untuk membantu pembiayaan program pelatihan atau bisa juga latihan yang sifatnya digelar tiga kali dalam sepekan," ujarnya.
"Denyut latihan dalam klub profesional tidak boleh berhenti. Paling tidak mengatur kualitas kondisi pemain," sambungnya.