Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Mantan pebulu tangkis nasional Lidya Djaelawijaya (41) tengah berduka. Sang papa, Tedy Djaelawijaya (64), Senin (31/8) pukul 01.20 WIB berpulang setelah dirawat di Rumah Sakit Immanuel Bandung.
Menurut Wewey, sapaan akrab Lidya yang menjadi juara turnamen Indonesia Terbuka 1999, sang papa sempat 20 hari dirawat akibat sakit diabetis, stroke, dan komplikasi. Jenazah dikebumikan di TPU Gobras, Tasikmalaya, Kamis (2/9).
“Kami hanya mohon doa semoga arwah papa damai di surga dan kami yang ditinggalkan tetap tabah,” ujar Wewey.
Hingga akhir hayat, Tedy adalah tokoh olah raga berdedikasi tinggi di Tasikmalaya dan Jawa Barat. Tidak hanya menjadi pengurus KONI Jabar, dia juga tokoh sentral kemajuan prestasi perbulutangkisan di Jabar.
“Sejak dulu, berkat pembinaan Om Tedy yang berdedikasi tinggi, bulu tangkis di Tasikmalaya makin maju. Berkat polesan Om Teddy pula saya akhirnya kemudian bisa menjadi pemain setelah pindah ke Jakarta,” ujar Susy Susanti, mantan pebulu tangkis.
Sejak 1980-an, ayah empat anak ini mendirikan Pusdiklat Bulu Tangkis Pikiran Rakyat di Tasikmalaya.
Bahkan, agar pembinaan berjalan lebih mulus, dia juga membangun GOR di Tasikmalaya yang sekarang dikelola oleh Wewey, termasuk pembinaannya.
“Cuma, untuk pembinaan bulu tangkis sekarang, namanya telah berubah menjadi Pusdiklat Jaya Raya,” tutur Wewey.
Penulis: Broto Happy W.