Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Manajer Chelsea, Jose Mourinho, punya dua ramalan. Pertama, dia mengaku selalu kesulitan dan kalah ketika berhadapan dengan lawan yang nama keluarga manajernya berawalan huruf P. Selain itu, dia juga menduga start buruk The Blues musim ini sebagai perlambang raihan treble pada akhir musim.
Ramalan pertama sudah terbukti pada musim lalu. Minggu (16/8/2015) lalu, Chelsea kalah 0-3 dari Manchester City yang dilatih Manuel Pellegrini. Itu adalah kekalahan keenam Chelsea di bawah Mourinho ketika menghadapi manajer lawan yang nama keluarganya berawalan huruf P.
"Saya tak ingin meramal. Namun, saya selalu tak pernah menang melawan manajer dengan awalan huruf P," seloroh Mourinho.
Musim lalu, Chelsea mengalami tiga kekalahan di Premier League. Pasukan Mourinho kalah dari Newcastle United yang dilatih Alan Pardew, Tottenham Hotspur (Mauricio Pochettino), dan West Bromwich Albion (Tony Pulis).
Dua kekalahan terakhir musim 2013-14 juga dirasakan Chelsea oleh tim dengan manajer yang nama keluarganya berawalan huruf P. Dua tim itu adalah Sunderland (Gustavo Poyet) dan Crystal Palace (Pulis).
Pulis menjadi sosok yang patut diwaspadai oleh Mourinho. Manajer asal Portugal itu mengalami dua kekalahan saat menghadapi pasukan Pulis. Seperti halnya kekalahan pada pekan ke-37 Premier League musim lalu, Chelsea akhir pekan ini (23/8/2015) juga akan melawat ke The Hawthorns.
Kendati demikian, Mourinho punya prediksi lain soal nasib buruk timnya pada musim ini. "Saya selalu bisa meraih treble ketika mengawali kompetisi dengan hasil imbang 2-2 di kandang sendiri, baik di Porto maupun Inter Milan Akankah itu pertanda treble untuk musim ini?" kata mantan pelatih Real Madrid itu.
Namun, "ramalan" kedua Mourinho itu tidak berdasar. Saat Inter meraih treble pada 2009-10, hasil laga pekan pertama Serie A adalah imbang 1-1 melawan Bari. Hanya, saat Porto meraih tiga gelar pada 2002-03, hasil laga pertama memang imbang 2-2 melawan Belenenses.